Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebut banjir yang dipicu curah hujan tinggi melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Aceh Utara, dan data sementara korban terdampak mencapai 10.923 jiwa.
"Kondisi terakhir debit air semakin meningkat," kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana BPBA, Selasa, malam.
Ia menjelaskan banjir luapan debit air beberapa sungai di Aceh Utara tersebut terjadi sejak Selasa (5/9) sekitar pukul 07.00 WIB.
Menurut dia, banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi terjadi secara terus menurus di Aceh Utara dalam sepekan terakhir sehingga mengakibatkan meluapnya aliran sungai Krueng Pase, Krueng Pirak, Krueng Keuruto, dan Krueng Peto.
Adapun daerah yang terdampak yakni 22 gampong (desa) di Kecamatan Matang Kuli, 16 gampong di Kecamatan Pirak Timu, delapan gampong di Kecamatan Lhoksukon, 10 gampong di Kecamatan Samudera, dua gampong di Kecamatan Tanah Luas, dua gampong di Kecamatan Gereudong, dan satu gampong di Kecamatan Syamtalira Aron.
"Ketinggian air rata-rata kurang lebih antara 30 – 70 centimeter," kata Ilyas.
Data sementara BPBD Aceh Utara, kata Ilyas, korban terdampak sebanyak 10.923 jiwa dalam 3.594 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di Kecamatan Samudera, Pirak Timu, Matang Kuli dan Kecamatan Lhoksukon.
Sementara warga yang mengungsi sebanyak 2.798 jiwa dalam 817 KK yang tersebar Kecamatan Samudera dan Matangkuli.
"Tidak ada korban jiwa. Dampak material dua unit tanggul di Gampong Tanjong Mesjid dan Awe jebol, lahan sawah sekitar 120 hektare terendam banjir, serta beberapa sekolah, kantor Camat, Polsek, dan Koramil," ujarnya.
Hingga saat ini, kata dia, petugas BPBD Kabupaten Aceh Utara terus meninjau langsung lokasi banjir serta melakukan pendataan, dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
"Kondisi terakhir debit air semakin meningkat," kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana BPBA, Selasa, malam.
Ia menjelaskan banjir luapan debit air beberapa sungai di Aceh Utara tersebut terjadi sejak Selasa (5/9) sekitar pukul 07.00 WIB.
Menurut dia, banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi terjadi secara terus menurus di Aceh Utara dalam sepekan terakhir sehingga mengakibatkan meluapnya aliran sungai Krueng Pase, Krueng Pirak, Krueng Keuruto, dan Krueng Peto.
Adapun daerah yang terdampak yakni 22 gampong (desa) di Kecamatan Matang Kuli, 16 gampong di Kecamatan Pirak Timu, delapan gampong di Kecamatan Lhoksukon, 10 gampong di Kecamatan Samudera, dua gampong di Kecamatan Tanah Luas, dua gampong di Kecamatan Gereudong, dan satu gampong di Kecamatan Syamtalira Aron.
"Ketinggian air rata-rata kurang lebih antara 30 – 70 centimeter," kata Ilyas.
Data sementara BPBD Aceh Utara, kata Ilyas, korban terdampak sebanyak 10.923 jiwa dalam 3.594 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di Kecamatan Samudera, Pirak Timu, Matang Kuli dan Kecamatan Lhoksukon.
Sementara warga yang mengungsi sebanyak 2.798 jiwa dalam 817 KK yang tersebar Kecamatan Samudera dan Matangkuli.
"Tidak ada korban jiwa. Dampak material dua unit tanggul di Gampong Tanjong Mesjid dan Awe jebol, lahan sawah sekitar 120 hektare terendam banjir, serta beberapa sekolah, kantor Camat, Polsek, dan Koramil," ujarnya.
Hingga saat ini, kata dia, petugas BPBD Kabupaten Aceh Utara terus meninjau langsung lokasi banjir serta melakukan pendataan, dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023