Pengurangan emisi gas rumah kaca melalui perdagangan di bursa karbon penting untuk kelestarian dan pertumbuhan ekonomi Bengkulu.
 
Hal tersebut dibahas saat Dewan Pengawas ANTARA dan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bertemu di Bengkulu, Jumat. 
 
Dalam pertemuan tersebut, dihadiri Gubernur Rohidin, Ketua Dewan Pengawas ANTARA Kemal Effendi Gani, anggota Dewas ANTARA Mayong Suryo Laksono didampingi Kepala Biro ANTARA Bengkulu Anom Prihantoro.

Baca juga: LKBN Antara Bengkulu silaturahmi ke Gubernur Bengkulu
 
Gubernur Rohidin mengatakan luas hutan taman nasional mencapai 40 persen lebih dari total luas wilayah Provinsi Bengkulu. 
 
"Dengan luas taman nasional itu, memiliki potensi meredam pemanasan efek rumah kaca dan menyumbang oksigen dunia," kata dia.
 
Untuk itu, lanjut dia, skema bursa karbon harus menjadi nilai ekonomi yang tinggi. 
 
Bursa karbon, lanjut dia, memberi subsidi silang bagi unsur kawasan atau negara penghasil karbon bagi zona lain yang menghasilkan oksigen melalui hutannya. 
 
Secara singkat, satu kredit karbon setara dengan pengurangan emisi sebesar satu ton karbon dioksida.

Baca juga: ANTARA Bengkulu sampaikan jurnalisme lingkungan dan bencana dalam kuliah umum Unib
 
Peserta bursa wajib melaporkan emisinya dalam waktu tertentu. Bagi kalangan penghasil karbon melebihi batas bisa membeli kuota tambahan dari unsur lain yang menghasilkan emisi lebih sedikit, misalnya karena menjaga lingkungannya dan hutannya tetap lestari.
 
Rohidin menengarai hal tersebut menjadi potensi Bengkulu lewat produksi oksigen dari hutan tropis di taman nasionalnya yang mengurangi pemanasan global dan menekan emisi gas rumah kaca.
 
Bengkulu sendiri memiliki Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.
 
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (kiri) dan Ketua Dewan Pengawas ANTARA Kemal Effendi Gani (kanan). (ANTARA/ Muhammad Izfaldi)

Ketua Dewas ANTARA Kemal Gani menyambut baik upaya Bengkulu menggali potensi bursa karbon di provinsi berjuluk Bumi Rafflesia.
 
Menurut dia, pengurangan emisi gas rumah kaca harus diupayakan dengan beragam cara salah satunya lewat bursa karbon. Bengkulu bisa menjadi salah satu kawasan terdepan menjadikan hutannya bernilai ekonomi tanpa deforestasi atau penggundulan hutan. 
 
"Dengan memelihara hutan, dapat meningkatkan ekonomi dan kelestarian taman nasional. Menghasilkan nilai ekonomi dari hutan, tanpa menebang hutan," katanya. 
 
Ia mengatakan Kantor Berita ANTARA memiliki kesamaan visi mendukung bursa karbon dapat memberi nilai tambah ekonomi bagi Bengkulu.
Anggota Dewan Pengawas ANTARA Mayong Tri Laksono (kiri) saat membayar tiket masuk wisata sejarah Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Jumat (22/9/2023) menggunakan uang digital QRIS. Tiket masuk ke tempat bersejarah tersebut sebesar Rp5 ribu per pengunjung. (ANTARA/ Muhammad Izfaldi)
 
Sementara itu, anggota Dewan Pengawas ANTARA Mayong Suryo Laksono mengatakan lewat pengelolaan bursa karbon yang baik dapat meningkatkan potensi ekonomi Bengkulu. 
 
Menurut dia, potensi itu agar terus disuarakan agar pertumbuhan ekonomi dapat beriringan dengan kelestarian hutan. 
 
"Hal ini perlu dikenalkan. Problem ekonomi harus diselesaikan dengan wawasan hijau. Harus ada kebijakan luas di tingkat nasional. Indonesia memiliki potensi, kita tidak kurang-kurang," katanya.

Pewarta: Pewarta ANTARA

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023