Pekerja sektor pertanian berkurang 116 ribu orang

Bengkulu (Antara) - Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu menyebutkan jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian di daerah itu menurun 20,99 persen atau 116,6 ribu orang selama Februari 2014 hingga Februari 2015.

"Penurunan cukup signifikan di sektor pertanian walau penurunan tertinggi terjadi di sektor listrik, gas dan air minum sebesar 56,58 persen," kata Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu Timbul Silitonga saat menyampaikan rilis keadaan ketenagakerjaan Provinsi Bengkulu di Bengkulu, Rabu.

Ia mengatakan jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Bengkulu pada Februari 2015 sebanyak 943,9 ribu orang atau berkurang sebanyak 8,6 ribu orang atau turun sebesar 0,90 persen dibandingkan kondisi pada Februari 2014.

Sektor yang mengalami persentase peningkatan jumlah penduduk yang bekerja tertinggi adalah sektor lembaga keuangan yang naik sebesar 178,47 persen atau bertambah 13,1 ribu orang.

Selanjutnya sektor pertambangan dan penggalian yang naik sebesar 135,32 persen atau bertambah 6,5 ribu orang, sektor konstruksi meningkat 72,94 persen atau bertambah 21,6 ribu orang, sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi yang naik sebesar 18,41 persen atau bertambah 26,8 ribu orang.

Meski jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian mengalami penurunan sektor pertanian masih menjadi penyerap tenaga kerja tertinggi mencapai 46,48 persen dibanding sektor lain.

Sementara sektor perdagangan, rumah makan dan akomodasi menyerap tenaga kerja sebesar 18,29 persen dan sektor jasa kemasyarakatan menyerap tenaga kerja sebesar 18,16 persen.

Timbul menambahkan bahwa jumlah penganggur pada Februari 2015 mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu sebanyak 15,6 ribu orang dibanding keadaan pada Februari 2014.

Sedangkan jumlah angkatan kerja di daerah itu pada Februari 2015 mencapai 975,2 ribu orang, bertambah sebanyak 7 ribu orang atau naik sebesar 0,72 persen dibandingkan pada Februari 2014 dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 3,21 persen.**3***