Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menggandeng PT Tunas Nabati, pabrik pengolahan beras di daerah ini, untuk melakukan sosialisasi beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang disalurkan Bulog seiring kenaikan harga di pasaran sebagai dampak kemarau.

"Karena perusahaan sudah ada mitra toko beras di daerah ini, makanya kita minta dukungan dari perusahaan untuk mensosialisasikan beras SPHP supaya cepat dikenal masyarakat," kata Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko Elxandi Utria Dharma di Mukomuko, Senin (18/10), saat menerima kunjungan direktur Direktur PT Tunas Nabati Alven.

PT Tunas Nabati merupakan pabrik pengolahan gabah menjadi beras di daerah ini dan sebagai pabrik terbesar di Provinsi Bengkulu dengan kapasitas sebesar tiga ton per jam. 
 
Instansinya mengajak perusahaan ini untuk bersama-sama menjaga supaya harga beras stabil, menjaga harga gabah stabil. 
 
Ia mengatakan, pemerintah saat ini berupaya mengendalikan harga, berupaya mengendalikan persediaan jangan sampai kosong beras di tengah masyarakat. 
 
"Karena kebutuhan beras di Mukomuko banyak maka kita paling tidak butuh lima mitra," kata dia. 
 
Ia mengatakan perlu percepatan pengiriman beras ke Mukomuko setidaknya dalam dua pekan ke depan, menilik kebutuhan pangan yang tinggi.

Direktur PT Tunas Nabati Alven mengatakan, pihaknya harus mendatangi dan meyakinkan masyarakat tentang program beras SPHP. 
 
"Kita punya jaringan, kita silahturahmi menjalankan program pemerintah agar toko menghubungi Dinas Ketahanan Pangan," ucapnya.
 
Ia menyebutkan, selama ini perusahaan menjual beras kepada delapan toko beras dan di bawah toko ini ada toko beras dengan kapasitas kecil. 
 
Ia menjelaskan, bahwa beras SPHP berasal dari Vietnam dan Thailand. tekstur beras ini mirip beras keras, sedangkan beras yang dijual perusahaannya beras pulen. 

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023