Lebih dari 50 hektare sawah di lokasi Persawahan sawah lembak Desa Tedunan, Kecamatan Semidang Alas Maras, Seluma Bengkulu, terbengkalai.
Hal itu karena areal persawahan ini dialiri air sungai pasang surut dari muara Air Alas yang saat ini sudah tertutup akibat sedimentasi aliran sungai. Dengan begitu, lebih dari 50 Kepala Keluarga (KK) masyarakat Tedunan tidak lagi dapat menggarap sawah.
"Sudah hampir 10 tahun areal persawahan ini terbengkalai. Karena aliran air masuk tertutup sedimentasi. Akibatnya, sawah tergenang air," kata Efendry, tokoh masyarakat Desa Tedunan, di Seluma, Rabu.
Ia mengatakan, saat ini aliran sungai air mati aliran Sungai Air Alas juga kecil karena musim kemarau. Areal persawahan yang dulunya menghijau, kini tampak seperti daratan gersang.
"Masyarakat sudah melaporkan ini ke desa dan pemerintah daerah. Namun, sampai kini belum ada tanggapan," kata dia.
Ia berharap, agar segera ada solusi dari pemerintah daerah agar puluhan hektare areal persawahan dapat kembali digarap masyarakat.
"Solusinya normalisasi. Pengerukan di pintu masuk air agar aliran lancar," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Seluma Arian Sosial mengatakan masih menunggu laporan dari petugas di lapangan. Karena sejauh ini belum ada laporan dari petugas.
"Saya minta petugas cek dulu ke lapangan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023
Hal itu karena areal persawahan ini dialiri air sungai pasang surut dari muara Air Alas yang saat ini sudah tertutup akibat sedimentasi aliran sungai. Dengan begitu, lebih dari 50 Kepala Keluarga (KK) masyarakat Tedunan tidak lagi dapat menggarap sawah.
"Sudah hampir 10 tahun areal persawahan ini terbengkalai. Karena aliran air masuk tertutup sedimentasi. Akibatnya, sawah tergenang air," kata Efendry, tokoh masyarakat Desa Tedunan, di Seluma, Rabu.
Ia mengatakan, saat ini aliran sungai air mati aliran Sungai Air Alas juga kecil karena musim kemarau. Areal persawahan yang dulunya menghijau, kini tampak seperti daratan gersang.
"Masyarakat sudah melaporkan ini ke desa dan pemerintah daerah. Namun, sampai kini belum ada tanggapan," kata dia.
Ia berharap, agar segera ada solusi dari pemerintah daerah agar puluhan hektare areal persawahan dapat kembali digarap masyarakat.
"Solusinya normalisasi. Pengerukan di pintu masuk air agar aliran lancar," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Seluma Arian Sosial mengatakan masih menunggu laporan dari petugas di lapangan. Karena sejauh ini belum ada laporan dari petugas.
"Saya minta petugas cek dulu ke lapangan," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2023