Bengkulu (Antara) - Provinsi Bengkulu kembali diprediksi mengalami inflasi pada Mei 2015, namun BI Perwakilan Bengkulu memperkirakan angka inflasi tidak terlalu tinggi.

"Kita prediksi berkisar sekitar 0,2-0,6 persen untuk inflasi bulanan pada Mei, perkiraan ini memang tinggi dari inflasi bulan lalu," kata Deputi Kepala Perwakilan Keuangan BI Bengkulu, Christin Sidabutar, di Bengkulu, Jumat.

Inflasi ini, kata Christin merupakan lanjutan dari inflasi dua bulan terakhir, oleh karena beberapa kelompok utama konsumsi masyarakat mengalami tekanan di pasar.

"Kelompok bahan pangan, kita prediksi menyumbang angka inflasi. Sudah menjadi tradisi tahunan, dua bulan, yakni sebulan sebelum dan saat bulan puasa selalu mengalami inflasi," kata dia.

Hal tersebut, kata dirinya disebabkan, meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap sejumlah bahan pokok khususnya bahan pangan.

"Selain bahan pokok, kelompok makanan jadi, minuman, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar diprediksi masih mendongkrak angka inflasi," katanya.

Agar inflasi tidak melonjak diluar kendali, BI bersama TPID setempat mengajak masyarakat agar berbelanja kebutuhan seperti hari normal.

"Biasanya, pola konsumsi masyarakat yang menyebabkan inflasi melonjak, ketika menjelang dan saat puasa, masyarakat berbelanja bahkan melebihi kebutuhan normal, semua ingin dibeli, ada yang karena tidak bisa mengendalikan hasrat berbelanja, ada yang juga ketakutan bahan pokok akan langka di pasaran," katanya.

Pada Maret, Provinsi Bengkulu mengalami inflasi sebesar 0,19 persen (mtm), dimana kenaikan bahan bakar minyak memberikan dampak langsung terhadap inflasi sebesar 0,23 persen.

Inflasi di Bengkulu kembali berlanjut pada April, angkanya juga lebih tinggi dibanding Maret, yakni 0,55 persen.

Kelompok makanan besar, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar tercatat sebagai penyumbang terbesar angka inflasi. ***3***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015