Rejanglebong (Antara) - Warga Kecamatan Curup Tengah Kabupaten Rejanglebong Provinsi Bengkulu, saat ini membudidayakan tanam jeruk Brastagi asal Sumatera Utara.

Warga yang membudidayakan tanaman ini ialah Amrin Siagian (50) warga Desa Air Merah Kecamatan Curup Tengah, yang ditekuni sejak tiga tahun belakangan di atas lahan seluas tiga hektare.

"Saat ini yang sudah berbuah dan sudah beberapa kali dipanen sebanyak 200 batang yang saya tanam di lahan seluas satu hektare ini. Semula tanaman jeruknya sebanyak 400 batang dalam satu hektare tetapi 200 batang lainnya saya potong karena proses penyetekannya gagal sehingga buahnya masam," kata Amrin saat ditemui di lokasi perkebunannya, Jumat sore.

Buah jeruk yang ditanamnya itu kata dia, saat ini sudah tiga kali panen dengan jumlah setiap kali panen sebanyak 850 kg. Buah ini selanjutnya dijual lelaki yang kesehariannya juga pedagang buah jeruk di Pasar Atas Curup kepada pedagang buah di daerah itu dengan harga Rp15.000 per kg.

Tanaman jeruk yang ditanam Amrin atau yang sering dipanggil pedagang buah dengan nama Kopong itu di Desa Air Merah mencapai tiga hektare yang terbagi di dua lokasi, lokasi pertama seluas satu hektare dan lokasi lainnya seluas dua hektare dengan jumlah tanaman sebanyak 900 batang berusia satu tahun.

Menanam jeruk Brastagi di Kota Curup kata dia, sudah dilakoni sejak 2013 lalu. Usaha ini bermula dari coba-coba dan sering bertanya dengan petani buah jeruk Brastagi asal Medan yang sering memasarkan buah ke daerah itu yang menyebutkan iklim Kota Curup mirip dengan di Brastagi Medan, sehingga cocok untuk pengembangannya.

"Untuk bibitnya saya beli langsung di Brastagi yang jika sampai di sini berkisar Rp35.000 per batang. Kalau untuk biaya pengolahan lahan dan perawatan serta pemupukan dalam satu hektarenya per tahun bisa menyedot modal hingga Rp25 juta, tapi kalau sudah berbuah modal ini bisa kembali satu kali panen, karena sekali panen bisa mencapai dua ton lebih," ujarnya.

Pembudidayaan tanaman jeruk di Kota Curup kata dia, sangat prospektif selain didukung oleh iklim yang cocok juga lokasi pemasaran buah yang menjanjikan, dimana kebutuhan buah jeruk di daerah itu per minggunya mencapai lima ton, kemudian ditambah kebutuhan daerah terdekat seperti Kota Bengkulu dan Lubuklinggau, Sumsel, yang kebutuhan lebih besar lagi.

Untuk mengolah lahan perkebunan jeruk itu, Amrin dalam kesehariannya mempekerjakan dua orang pekerja dan jika sedang tidak ada pekerjaan dirinya turun langsung membantu mereka dalam merawat kebun jeruk.

"Sejauh ini saya masih kekurangan permodalan, kalau ada modal lahannya akan lebih luas lagi. Saya juga sudah mengupayakan sistem bagi hasil kepada warga lainnya yang memiliki lahan nanti saya yang akan menyuplai bibit dan pupuk serta biaya pemeliharaannya," kata Amrin.***3*** 

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015