Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memasukkan bahasa daerah menjadi muatan lokal di sekolah tingkat dasar dan sekolah menengah pertama agar bisa terus lestari dan terjaga.
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko Ramon Hoski di Mukomuko, Rabu, mengatakan, pihaknya juga memasukkan pengetahuan tentang kebencanaan menjadi muatan lokal di sekolah.
"Memasukkan bahasa daerah dan pendidikan kebencanaan merupakan pekerjaan rumah. Kita baru merancangnya tahun ini. Meski tidak selesai tahun ini, minimal kita fit dalam tahun ini, kemudian tahun depan diterapkan," ujarnya.
Terkait dengan bahasa daerah setempat, ia mengatakan, sebenarnya yang mengurus bahasa daerah di bidang kependidikan, bahkan bahasa Mukomuko, Rejang dan bahasa Serawai sudah masuk dalam kurikulum sekolah.
Kendati demikian, katanya, instansinya tidak bisa langsung memberlakukan dan menerapkannya dalam tahun ini juga, tetapi akan konsisten untuk memasukkan dua materi itu menjadi muatan lokal di sekolah.
Sedangkan muatan lokal tentang pendidikan kebencanaan dan kesiapsiagaan bencana, katanya, penting diketahui oleh anak-anak supaya mereka mampu memosisikan diri untuk keselamatan diri dan kawan-kawannya.
Ia menjelaskan, berbicara bencana hasilnya harus konsisten, harus jelas, dan tahap-tahapnya harus benar-benar dilaksanakan.
Menurut dia, Kabupaten Mukomuko merupakan salah satu dari 10 kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu yang rawan bencana alam, sehingga memenuhi syarat jika siswa sekolah di daerah ini mendapatkan pengetahuan tentang kebencanaan.
"Arahnya, misalnya jika terjadi bencana anak-anak masih belajar di sekolah, lalu bagaimana penanganan anak-anak untuk dirinya sendiri dan kawan kawannya, itu yang penting," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024