Bengkulu (Antara) - Lembaga konservasi "Ape Warrior" mengusulkan rehabilitasi tiga ekor siamang (Symphalangus syndactylus) yang disita petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu dari masyarakat setempat.

"Kami sudah mengirim surat ke BKSDA Bengkulu yang ditembuskan ke kementerian untuk membantu rehabilitasi tiga siamang yang diserahkan warga," kata Manajer Area Ape Warrior Sumatera-Jawa, Daniek saat dihubungi dari Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan, Ape Warrior sebelumnya menerima laporan dari warga Bengkulu tentang siamang tersebut dan menyerahkan ke pihak BKSDA.

Saat ini tiga ekor siamang tersebut berada dalam perawatan BKSDA Bengkulu. Petugas menempatkan kerangkeng siamang di pos BKSDA Pantai Panjang, Kota Bengkulu.

Daniek mengatakan sebelumnya pihaknya sudah membantu rehabilitasi seekor beruang madu (Helarctos malayanus) bernama "Johny" dari Bengkulu.

Satwa langka itu dikirim ke pusat rehabilitasi Kalaweit di Sumatera Barat.

"Kami juga akan membantu mengirim tiga ekor siamang ke Kalaweit, mudah-mudahan surat kami dibalas," tambahnya.

Ape Warrior merupakan bagian dari tim "Centre for Orangutan Protection" atau COP yang fokus pada konservasi orangutan.

Sebelumnya Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Bengkulu, Darwis Saragih mengatakan ada lima ekor siamang hasil sitaan dari warga masyarakat di daerah itu yang dirawat petugas BKSDA.

"Ada sebagian hasil sitaan, tapi sebagian diserahkan secara sukarela oleh warga," tutur Darwis.

Ia mengatakan penyitaan satwa dilindungi itu sesuai program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menggelar operasi jambul kuning, tumbuhan dan satwa liar di seluruh Indonesia sejak Mei 2015.

Tujuannya, agar masyarakat menyerahkan satwa dilindungi itu kepada pemerintah untuk tujuan perlindungan dan pelestarian.

"Untuk sementara ditempatkan dalam kandang di belakang resor Pantai Panjang, sambil menunggu keputusan lokasi pelepasliaran," ucapnya.

Menurut Darwis, siamang termasuk satwa liar dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015