Bengkulu (Antara) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam  Bengkulu menyelidiki kematian seekor gajah Sumatera (Elephas maximus Sumatrae) yang ditemukan mati di sekitar kamp Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat di Kabupaten Bengkulu Utara.

"Ada dugaan mati karena sakit pada bagian hati, tapi masih diteliti," kata Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujiarto di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan gajah betina berusia lebih 30 tahun itu ditemukan mati di lokasi berjarak 100 meter dari kamp PLG Seblat pada Rabu (26/8) malam.

Dugaan sementara, gajah bernama "Aswita" itu mengidap penyakit dalam yang dibuktikan dengan bagian perut yang membesar.

Untuk memeriksa kesehatan satwa langka itu, pihak BKSDA sudah memanggil tim kesehatan dari "Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation" (Vesswic).

"Ternyata tidak sempat diperiksa karena saat tim medis tiba di PLG gajah sudah mati," ujarnya.

Anggoro mengatakan untuk memastikan penyebab kematian gajah tersebut sejumlah organ dalam termasuk hati dan ginjal dikirim ke balai penelitian di Bogor, Jawa Barat.

Sementara Koordinator PLG Seblat, Jirun mengatakan sebelum mati, bagian perut gajah tersebut memang membesar dan selera makan menurun.

"Memang selesa makannya berkurang tapi kami tidak menduga akan mati mendadak," kata dia.

Gajah bernama Aswita itu merupakan salah satu gajah patroli yang mengamankan kawasan Taman Wisata Alam Seblat seluas lebih 7.000 hektare dari gangguan perambahan liar.

Satwa langka yang sudah 20 tahun berada di PLG Seblat itu juga menjadi "ibu angkat" bagi seekor anak gajah bernama Bona yang ditemukan terpisah dari induknya sejak 2011.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015