Mukomuko (Antara) - Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Senin, menggelar sosialisasi pencegahan kampanye yang bernuansa suku, agama, dan ras atau Sara pada Pemilihan Kepala Daerah tahun ini.  

"Sosialisasi ini bertujuan untuk pencegahan potensi pelanggaran kampanye yang bernuansa Sara pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2015," kata Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten Mukomuko, Sujarwanto, di Mukomuko, Senin.

Panwaslu Kabupaten Mukomuko bekerjasama dengan Panwaslu Kecamatan Ipuh menyelenggarakan sosialisasi pencegahan pelanggaran kampanye bernuansa Sara di wilayah kecamatan itu.

Pembicara dalam kegiatan sosialisasi ini dari Satuan Intelkam Kepolisian Resor setempat, Ketua KPU setempat Dawud Gauraf, dan Ketua Panwaslu Sujarwanto dan dihadiri oleh puluhan peserta dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan Panitia Pengawas Pemilu (PPL).

Sujarwanto mengatakan, target sosialisasi ini untuk pencegahan terjadinya pelanggaran kampanye yang bernuansa Sara pada saat Pilkada tahun ini.

Selain itu, katanya, untuk mendeteksi dini hal-hal atau perbuatan yang mengarah pada tindakan kampanye bernuansa Sara.

Pihaknya, katanya, serius untuk mencegah terjadinya pelanggaran kampanye bernuansa Sara. Seperti yang sudah terjadi dunia maya di "facebook". Peserta group sudah banyak melakukan tindakan Sara.

Perbuatan para pengguna "facebook" yang melakukan kampanye bernuansa Saraitu, menurutnya, dalam aturan di kepolisian bisa dikenakan Undang-undang IT. Di aturan itu jelas  mengatur bahwa segala sesuatu yang mengandung Sara dikenakan ancaman penjara enam tahun dan denda Rp6 miliar.

Yang dikhawatirkan sekarang, katanya, perbuatan peserta yang mengakses facebook itu justru sampai di tengah tengah masyarakat di daerah itu.

Untuk itu, katanya, pihaknya melakukan sosialisasi guna menggandeng masyarakat untuk sama-sama melakukan pengawasan pihak yang melakukan kampanye bernuasa Sara.

Dikatakannya, di daerah itu sudah mulai terdengar ada kampanye bernuansa Sara tetapi baru sebatas informasi. Makanya mulai dari sekarang dikikis pembicaraan di warung kopi yang mengarah pada kampanye bernuansa sara tersebut.

"Jangan ada lagi pembicaraan sosok pemimpin kita harus orang dari daerah mana. Itu yang harus diantisipasi. Kita harus anggap pemimpin kita orang Mukomuko, karena tiga pasang calon bupati dan calon wakil bupatoi kita tersurat dan tersirat orang Mukomuko. Jangan ada dikotomi orang pendatang dan pribumi," ujarnya lagi.***2***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015