Bengkulu (Antara) - Pemerintah Provinsi Bengkulu menganjurkan petani di daerah itu menjual tandan buah segar ke pabrik pengolah minyak sawit, untuk memotong harga di tingkat pedagang pengumpul.

"Sebaiknya jual langsung ke pabrik karena harganya lebih tinggi," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu Ricky Gunarwan di Bengkulu, Rabu.

Harga tandan buah segar sawit di tingkat pengumpul dihargai Rp300 hingga Rp500 per kilogram, sedangkan di tingkat pabrik mencapai Rp900 per kilogram.

Penetapan harga beli di tingkat pabrik menurut dia sudah melalui kesepakatan dengan seluruh perusahaan pengolah minyak sawit.

Harga yang disepakati yakni Rp1.016 per kilogram, diberikan toleransi hingga 5 persen sehingga harga terendah Rp950 per kilogram.

"Kami sudah memantau langsung ke pabrik-pabrik pengolah minyak sawit untuk memastikan harga beli yang diterapkan," ujarnya.

Ricky juga membantah adanya informasi bahwa pihak pemilik pabrik pengolah sawit tidak menerima tandan buah segar dari petani.

Justru sebaliknya, kata dia, kebutuhan terhadap buah sawit cukup tinggi sebab banyak petani tidak memanen sawit mereka karena harga terlalu rendah.

"Kami juga sudah mengingatkan pemilik pabrik agar menerima buah sawit yang dibawa menggunakan mobil kecil," katanya.

Menurut Ricky terdapat 25 pabrik pengolah minyak sawit yang beroperasi di wilayah Provinsi Bengkulu.

Sebelumnya para petani di wilayah ini mengeluhkan harga sawit yang jatuh hingga Rp300 per kilogram di tingkat pedagang pengumpul.

"Seminggu lalu masih Rp500 per kilogram tapi sekarang turun jadi Rp300 per kilogram," kata Eprianto, petani sawit di Kabupaten Seluma, Bengkulu.

Ia mengatakan harga tandan buah segar (TBS) sawit terus menurun sejak sebulan lalu yang masih berkisar Rp1.100 per kilogram, turun menjadi Rp800 per kilogram lalu jatuh ke harga Rp500 hingga saat ini hanya Rp300 per kilogram.

Eprianto mengatakan meski harga jual jatuh, petani di daerah itu masih memanen sawit mereka sebab buah sawit tidak bisa ditahan di batangnya.***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015