Mukomuko (Antara) - Para nelayan di Desa Pasar Bantal, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, jarang yang melaut sejak terjadi pendangkalan di perairan di muara sungai di wilayah itu yang menyebabkan kapal sulit ke luar-masuk.

"Dalam sebulan ini nelayan jarang yang melaut. Dalam seminggu hanya satu hingga dua kali melaut," kata Kabid Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mukomuko Rahmad Hidayat, di Mukomuko, Rabu.

Ia menjelaskan, sejak terjadi pendangkalan pintu masuk muara Desa Pasar Bantal, kapal nelayan di wilayah itu tidak bisa lagi bebas ke luar-masuk dari dan ke luar dermaga di wilayah tersebut.

Ia mengatakan, kapal nelayan di wilayah itu menggunakan mesin berkapasitas 4 GT - 5 GT.

Kalau tidak ada penggerukan muara itu, ia mengatakan, nasib kapal nelayan di wilayah tersebut tetap tidak bisa melaut. Kecuali saat air di muara itu dalam (pasang).

"Kita sudah usulkan tetapi belum ada realisasi," ujarnya.

Selain pendangkalan muara, katanya, sejumlah nelayan di Kelurahan Bandar Ratu dan Desa Pasar Sebelah juga jarang melaut karena cuaca angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah perairairan laut daerah itu.

Jumlah kapal nelayan yang jarang melaut di daerah itu, katanya, sebanyak 158 unit dengan kapasitas mesin 4 GT - 5 GT.

Nelayan yang tidak melaut itu, katanya, menghabiskan waktunya untuk membersihkan kapal dan alat tangkapnya.

Sebagian nelayan yang punya lahan perkebunan kelapa sawit dan sawah, katanya, mengurusi lahannya.  

Kalau nelayan di Pantai Indah Mukomuko, katanya, mayoritas tidak ada kegiatan lain selain pergi melaut. ***1***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015