Bengkulu (Antara) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meluncurkan dokumen strategi rencana aksi konservasi dua flora langka Rafflesia spp dan Amorphophallus spp.
Peluncuran dokumen Strategi Rencana Aksi Konservasi (SRAK) tersebut digelar di sela-sela pembukaan "Simposium Internasional Rafflesia dan Amorphophallus" di Bengkulu, Selasa.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian LHK Hendri Bastaman dalam sambutannya mewakili Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan dua bunga langka tersebut menjadi flora pertama yang memiliki SRAK.
"Selama ini perhatian peneliti dan pemerintah lebih ke arah fauna sedangkan flora baru rafflesia dan amorphophallus yang memiliki SRAK," katanya.
Hendri mengatakan dalam SRAK yang berlaku hingga 2025 yang disusun bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu itu jelas disebutkan tentang peran masing-masing pemangku kepentingan dan hasil yang akan diperoleh.
Dokumen SRAK tersebut, lanjutnya, akan ditetapkan sebagai produk hukum berbentuk Keputusan Menteri (Kepmen) KLHK setelah simposium internasional Rafflesia spp dan Amorpophallus spp di Bengkulu yang berlangsung pada 14 hingga 16 September 2015.
"Ibu Menteri siap menandatangani dan menetapkan SRAK ini setelah simposium," ucapnya.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati, LIPI, Enny Sudarmonowati mengatakan penyusunan SRAK tersebut sudah berlangsung sebelum pelaksanaan simposium dan terakhir sudah diseminarkan di Bogor, Jawa Barat pada pertengahan tahun ini.
Sebelum ke tingkat nasional, dokumen SRAK itu sudah dibahas di tingkat regional termasuk wilayah Sumatera yang digelar di Kota Bengkulu.
"Dalam SRAK ini diatur siapa yang melakukan apa dan akan ada 'hukuman' bagi lembaga yang tidak menjalankan peran," katanya.
Lebih jauh, peran masyarakat dalam pelestarian dan pemanfaatan dua bunga langka itu, menurut Enny, juga diatur dalam SRAK tersebut.
Sementara Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah dalam sambutannya mengharapkan SRAK tersebut tidak hanya di atas kertas tapi diterapkan menjadi panduan dalam pelestarian bunga langka tersebut.
"Kami bangga memiliki bunga raksasa yang tumbuh di hutan Bengkulu karena itu kami berharap SRAK ini benar-benar dijalankan," katanya.
Empat jenis bunga Rafflesia spp masih dapat ditemui di hutan tropis Bengkulu antara lain jenis arnoldii, gadutensis, hasselti dan bengkuluensis.
Adapun jenis Amorhphophallus spp yang terdata di daerah ini antara lain titanum, variabilis, phaeonifolius dan gigas.***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015