Bengkulu (Antara) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Bengkulu mengimbau nelayan mewaspadai gelombang tinggi yang mencapai tiga meter di perairan Bengkulu hingga Pulau Enggano, pulau terluar berjarak 106 kilometer.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Bengkulu, Sudiyanto di Bengkulu, Minggu, mengatakan gelombang dengan ketinggian maksimum dua hingga tiga meter di perairan wilayah itu diperkirakan terjadi hingga Senin (28/9) pukul 07.00 WIB.
"Sebaiknya nelayan yang menggunakan perahu kecil mewaspadai tinggi gelombang ini karena berbahaya," katanya.
Tinggi gelombang maksimal tiga meter tersebut diperkirakan terjadi di perairan Bengkulu, Pulau Enggano dan Samudera Hindia Barat Bengkulu.
Meski berbahaya bagi nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil, kondisi gelombang tersebut masih memungkinkan untuk kapal motor penumpang tujuan Pulau Enggano-Bengkulu beroperasi.
Sementara nelayan di Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu, tetap melaut meski tinggi gelombang di perairan wilayah itu berbahaya bagi perahu nelayan.
Rustam Efendi, nelayan setempat mengatakan cuaca buruk yang terjadi beberapa bulan terakhir yang disebut nelayan musim "Angin Tenggaro" membuat nelayan semakin sulit memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Kami nekat karena tidak ada lagi sumber pendapatan," kata Rustam.
Menurutnya, ketinggian gelombang tidak separah beberapa hari sebelumnya yang mencapai empat hingga lima meter.
Karena itu, sejumlah nelayan memaksakan melaut dan masih mampu membawa pulang sejumlah ikan hasil tangkapan.**1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Bengkulu, Sudiyanto di Bengkulu, Minggu, mengatakan gelombang dengan ketinggian maksimum dua hingga tiga meter di perairan wilayah itu diperkirakan terjadi hingga Senin (28/9) pukul 07.00 WIB.
"Sebaiknya nelayan yang menggunakan perahu kecil mewaspadai tinggi gelombang ini karena berbahaya," katanya.
Tinggi gelombang maksimal tiga meter tersebut diperkirakan terjadi di perairan Bengkulu, Pulau Enggano dan Samudera Hindia Barat Bengkulu.
Meski berbahaya bagi nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil, kondisi gelombang tersebut masih memungkinkan untuk kapal motor penumpang tujuan Pulau Enggano-Bengkulu beroperasi.
Sementara nelayan di Pasar Bengkulu, Kota Bengkulu, tetap melaut meski tinggi gelombang di perairan wilayah itu berbahaya bagi perahu nelayan.
Rustam Efendi, nelayan setempat mengatakan cuaca buruk yang terjadi beberapa bulan terakhir yang disebut nelayan musim "Angin Tenggaro" membuat nelayan semakin sulit memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Kami nekat karena tidak ada lagi sumber pendapatan," kata Rustam.
Menurutnya, ketinggian gelombang tidak separah beberapa hari sebelumnya yang mencapai empat hingga lima meter.
Karena itu, sejumlah nelayan memaksakan melaut dan masih mampu membawa pulang sejumlah ikan hasil tangkapan.**1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015