Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur (BPBD Jatim) sementara mendata sebanyak 14 bangunan rusak akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,5 yang berpusat dari 130 kilometer timur laut wilayah Tuban, dengan kedalaman 10 kilometer.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto kepada wartawan di Surabaya, Jumat malam merinci enam rumah rusak ringan di wilayah Kabupaten Gresik.
"Kemudian dua sekolah rusak ringan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, serta satu rumah rusak berat di wilayah Kabupaten Tuban," katanya.
Selain itu, di Kota Surabaya dilaporkan lima bangunan rusak akibat gempa tersebut.
Tiga di antaranya adalah bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soewandi, Rumah Sakit Jiwa Menur dan Rumah Sakit Universitas Airlangga.
"Untuk korban sementara hanya dua orang. Satu korban terkena genteng yang jatuh dari atap rumah. Satu korban lagi kejatuhan tembok yang runtuh. Dua korban itu di Gresik dan Surabaya," ujar Gatot Soebroto.
Tercatat gempa terjadi sejak pukul 11.22 WIB yang disebabkan gerakan sesar aktif Pulau Jawa.
Kalaksa BPBD Jatim menjelaskan gerakannya bergeser ke arah kiri dan kanan.
"Getaran gempa yang paling kuat terjadi pada pukul 15.57 WIB, yaitu berkekuatan magnitudo 6,5. Serangkaian gempa tersebut tidak berpotensi tsunami," tuturnya.
Hingga tadi malam terpantau telah terjadi sebanyak 60 kali lebih gempa susulan.
Gatot memastikan BPBD Jatim terus melakukan pendataan kerusakan, serta menyiagakan penanggulangan.
"Termasuk mendirikan tenda-tenda pengungsian bagi warga di berbagai daerah yang terdampak gempa," ucapnya.
Pantauan di RSUA Surabaya, hingga tadi malam, sebanyak 160 pasien yang menjalani perawatan masih dievakuasi di halaman rumah sakit tersebut, sebagai kewaspadaan untuk mengantisipasi terjadi gempa susulan.
Saat ini ratusan pasien tersebut telah dimasukkan kembali ke kamar perawatan.
"Kewaspadaan kami siagakan hingga ada pengumuman dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG yang menyatakan kondisi benar-benar aman," kata Kepala BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto kepada wartawan di Surabaya, Jumat malam merinci enam rumah rusak ringan di wilayah Kabupaten Gresik.
"Kemudian dua sekolah rusak ringan di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, serta satu rumah rusak berat di wilayah Kabupaten Tuban," katanya.
Selain itu, di Kota Surabaya dilaporkan lima bangunan rusak akibat gempa tersebut.
Tiga di antaranya adalah bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soewandi, Rumah Sakit Jiwa Menur dan Rumah Sakit Universitas Airlangga.
"Untuk korban sementara hanya dua orang. Satu korban terkena genteng yang jatuh dari atap rumah. Satu korban lagi kejatuhan tembok yang runtuh. Dua korban itu di Gresik dan Surabaya," ujar Gatot Soebroto.
Tercatat gempa terjadi sejak pukul 11.22 WIB yang disebabkan gerakan sesar aktif Pulau Jawa.
Kalaksa BPBD Jatim menjelaskan gerakannya bergeser ke arah kiri dan kanan.
"Getaran gempa yang paling kuat terjadi pada pukul 15.57 WIB, yaitu berkekuatan magnitudo 6,5. Serangkaian gempa tersebut tidak berpotensi tsunami," tuturnya.
Hingga tadi malam terpantau telah terjadi sebanyak 60 kali lebih gempa susulan.
Gatot memastikan BPBD Jatim terus melakukan pendataan kerusakan, serta menyiagakan penanggulangan.
"Termasuk mendirikan tenda-tenda pengungsian bagi warga di berbagai daerah yang terdampak gempa," ucapnya.
Pantauan di RSUA Surabaya, hingga tadi malam, sebanyak 160 pasien yang menjalani perawatan masih dievakuasi di halaman rumah sakit tersebut, sebagai kewaspadaan untuk mengantisipasi terjadi gempa susulan.
Saat ini ratusan pasien tersebut telah dimasukkan kembali ke kamar perawatan.
"Kewaspadaan kami siagakan hingga ada pengumuman dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG yang menyatakan kondisi benar-benar aman," kata Kepala BPBD Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024