Bengkulu (Antara) - Kepala Dinas Pertanian Kota Bengkulu Matriani Amran mengatakan produksi padi di daerah ini pada 2015 ajllok sampai 70 persen karena musim kemarau.

"Karena kemarau, kita hanya bisa menanam padi pada awal 2015, dan sampai sekarang belum ada penanaman kembali," kata dia di Bengkulu, Jumat.

Tanam pertama 2015, kata dia, tidak maksimal, karena sebagian padi yang ditanam juga mengalami puso akibat kemarau mulai melanda Bengkulu pada awal April 2015 atau jelang panen.

Produksi gabah kering giling Kota Bengkulu jika pada kondisi normal, diperkirakan empat sampai sembilan ton per hektare. Tetapi karena kemarau, produksi diperkirakan hanya sekitar tiga ton per hektare.

Sebagian besar dari 2.000 hektare sawah di Kota Bengkulu tidak mendapatkan pengairan memadai, air dari Sungai Muara Bangkahulu tidak mampu mencapai lahan sawah.

Sejumlah petak sawah berada jauh dari akses sungai, sumur bor pun tidak mampu memenuhi kebutuhan air. Sedangkan yang berada di sekitar sungai lahannya lebih tinggi, berada di atas permukaan air sungai.

"Kemarau ini, debit air sungai berkurang. Jadi semakin tidak menjangkau sawah," katanya.

Semua upaya sudah dilakukan agar produksi padi tetap optimal, termasuk berupaya meralisasikan irigasi baru demi mengairi 800 hektare sawah yang kekeringan.

Namun, karena sumber air yang mengalami kakaringan program tanam kedua dan tiga pada 2015 tetap tidak dapat direalisasikan.

"Seharusnya, dalam satu tahu bisa tiga kali tanam, tetapi karena ini kondisi alam, kita tidak bisa melawan alam," ujarnya.***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015