Bengkulu (Antara) - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bengkulu menyatakan, dari hasil survey, sebanyak 65 persen dari masyarakat setempat masih mau menerima pemberian dari calon kepala daerah (cakada) yang maju pada Pemilihan Kepala Daerah 2015.

Ketua KPU Provinsi Bengkulu, Irwan Syaputra, menyayangkan perilaku masyarakat tersebut, oleh karena potensi tindak kecurangan seperti politik uang masih terbuka lebar.

"Kami berharap, masyarakat menolak pemberian calon kepala daerah selain bahan kampanye yang sah menurut aturan," kata dia.

Pilkada yang bebas dari politik uang kata dia harus dimulai dari pemilih yang tidak toleran terhadap tidakan-tindakan kampanye hitam.

"Dengan itu kita bisa membangun pilkada yang berintegritas," kata dia.

Pemilih pemula, dianggap salah satu sasaran kampanye hitam. Karena pemilih pemula pada umumya merupakan suara "mengambang" atau belum menjatuhkan pilihan pada salah satu calon.

"Kita kemarin sempat memberikan sosialisasi pada mahasiswa Politeknik Kesehatan Provinsi Bengkulu," katanya.

Sosialisasi tersebut untuk memberikan pendidikan politik pada pemilih pemula. Sasaran utamanya demi menciptakan Pilkada yang bersih, berkualitas dan berintegritas.

Menrurut dia, Pemilu yang berintegritas adalah pemilihan yang bersih dari kampanya hitam, kampanye negatif atau politik uang.

"Katakan tidak untuk politik uang, agar pemimpin yang terpilih memang pemimpin yang berkompeten," ujarnya.

Pada Pilkada Desember 2015, di Bengkulu akan diselengarakan secara serentak delapan pemilihan pasangan bupati serta pemilihan pasangan Gubernur Bengkulu.

Pemilihan delapan pasangan bupati tersebut yakni untuk Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong, Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur.***2***

Pewarta: Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015