Rejanglebong (Antara) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Bengkulu bersama kelompok peternak di Kabupaten Rejanglebong, mengembangkan program pemanfaatan limbah pertanian untuk usaha peternakan.

Program integrasi antara hasil pertanian untuk usaha peternakan ini dijelaskan perwakilan BPTP Bengkulu Wahyu Wibawa MP, saat meninjau kelompok peternak Gading Indah di Dusun V Desa Air Meles Bawah Kecamatan Selupu Rejang, Kamis.

"Jika program ini dikembangkan dengan baik maka akan menjadi sistem pertanian yang tepat guna," ujarnya.

Semakin sempitnya lahan pertanian akibat pembangunan kawasan permukiman yang banyak terjadi, kata dia, membuat berbagai pihak berusaha menciptakan sistem pertanian yang bisa mengatasi permasalahan lahan dengan menintegrasikan antara usaha peternakan dengan pertanian dengan sistem bioindustri, misalnya integrasi tanaman kopi dengan peternakan sapi.

"Sistem ini nantinya tidak ada lagi limbah pertanian maupun peternakan, semuanya bisa dimanfatkan, misalnya limbah kulit kopi yang dulunya hanya dibuang saja kini bisa dimanfaatkan menjadi pakan ternak melalui proses fermentasi," katanya.

Sebaliknya, untuk usaha peternakan limbah kotoran sapi baik berupa feses maupun air seni yang selama ini belum diolah maksimal, bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik padat maupun pupuk cair, serta pestisida.

Sementara itu Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Rejanglebong, Amrul Eby mengatakan penggunaan pupuk dari limbah peternakan tersebut selain ramah lingkungan juga menjaga kelestarian alam serta baik untuk kesehatan.

"Untuk tahun pertama ini baru diintegrasikan antara tanaman kopi dan sapi, sedangkan untuk ke depannya akan kita buat lebih luas dan banyak integrasi lainnya," kata Amrul Eby.

Guna mendukung pengembangan program ini, kata dia, dalam penyusunan APBD Rejanglebong 2016 kegiatan itu agar dimasukkan dalam rencana pembiayaan daerah sehingga bisa dikembangkan lebih baik. ***3***

Pewarta: Nur Muhammad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015