Bengkulu (Antara) - Ratusan petani di Provinsi Bengkulu berminat menjadi peserta program pengelolaan hutan berbasis masyarakat atau "community based forest management" yang dirancang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memperkuat tata kelola hutan yang adil dan lestari.
"Petani yang hidupnya bergantung dari kawasan hutan menyambut baik program ini dan minat mereka sangat tinggi untuk terlibat," kata Koordinator Pendamping Lapangan program "Community Based Forest Management" (CBFM) dari Yayasan Genesis Bengkulu, Delvi Indriadi di Bengkulu, Kamis.
Yayasan Genesis kata dia menjadi fasilitator program pola kemitraan antara petani dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di wilayah Kabupaten Mukomuko.
Hingga saat ini kata dia 250 kepala keluarga di Desa Bukitmakmur Kecamatan Penarik dan Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko telah mendaftar sebagai peserta program tersebut.
"Hasil akhirnya adalah masyarakat akan mendapatkan legalitas mengelola kawasan hutan untuk perekonomian mereka," ucapnya.
Menurut dia, sasaran program tersebut adalah masyarakat yang menggantungkan perekonomian dari kawasan hutan.
Wilayah hutan yang dikelola ratusan kepala keluarga tersebut yakni Hutan Produksi (HP) Air Dikit dan HPT Teramang dengan luas masing-masing 2.730 hektare dan 4.854 hektare.
Ketua Kelompok Tani Wijaya Lestari dari Desa Bukitmakmur, Heris Trianto mengatakan ada 25 kepala keluarga dalam kelompoknya yang menjadi peserta program tersebut.
"Masyarakat membutuhkan legalitas untuk mengelola kawasan hutan dan siap mengganti tanaman mereka dari sawit menjadi tanaman hutan," katanya.
Setiap petani kata Heris hanya diperbolehkan mengelola dua hektare kawasan hutan untuk ditanami kayu dan tanaman lain seperti pala, karet dan jengkol.
Delvi menambahkan bahwa selain pola kemitraan, program pengelolaan hutan berbasis masyarakat juga dikembangkan di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur dengan pola hutan kemasyarakatan (HKm).***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015
"Petani yang hidupnya bergantung dari kawasan hutan menyambut baik program ini dan minat mereka sangat tinggi untuk terlibat," kata Koordinator Pendamping Lapangan program "Community Based Forest Management" (CBFM) dari Yayasan Genesis Bengkulu, Delvi Indriadi di Bengkulu, Kamis.
Yayasan Genesis kata dia menjadi fasilitator program pola kemitraan antara petani dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di wilayah Kabupaten Mukomuko.
Hingga saat ini kata dia 250 kepala keluarga di Desa Bukitmakmur Kecamatan Penarik dan Desa Lubuk Selandak Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko telah mendaftar sebagai peserta program tersebut.
"Hasil akhirnya adalah masyarakat akan mendapatkan legalitas mengelola kawasan hutan untuk perekonomian mereka," ucapnya.
Menurut dia, sasaran program tersebut adalah masyarakat yang menggantungkan perekonomian dari kawasan hutan.
Wilayah hutan yang dikelola ratusan kepala keluarga tersebut yakni Hutan Produksi (HP) Air Dikit dan HPT Teramang dengan luas masing-masing 2.730 hektare dan 4.854 hektare.
Ketua Kelompok Tani Wijaya Lestari dari Desa Bukitmakmur, Heris Trianto mengatakan ada 25 kepala keluarga dalam kelompoknya yang menjadi peserta program tersebut.
"Masyarakat membutuhkan legalitas untuk mengelola kawasan hutan dan siap mengganti tanaman mereka dari sawit menjadi tanaman hutan," katanya.
Setiap petani kata Heris hanya diperbolehkan mengelola dua hektare kawasan hutan untuk ditanami kayu dan tanaman lain seperti pala, karet dan jengkol.
Delvi menambahkan bahwa selain pola kemitraan, program pengelolaan hutan berbasis masyarakat juga dikembangkan di wilayah Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur dengan pola hutan kemasyarakatan (HKm).***3***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015