Bengkulu (Antara) - Kepala Kepolisian Daerah Bengkulu Brigjen Polisi M Ghufron mengatakan bahwa masyarakat semakin mudah mengenali tumbuhan ganja dan diharapkan terlibat aktif untuk memerangi peredaran barang haram itu.

"Masyarakat sudah `familiar` dengan ganja, apalagi sering melihat di pemberitaan media, jadi kalau ada yang menanam ganja segera lapor ke polisi," kata Kapolda M Ghufron kepada pers di sela ekspos penemuan 5,5 hektare ladang ganja di wilayah Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, Senin.

Menurut Kapolda, penemuan dan pemusnahan enam ton tumbuhan ganja di wilayah perbukitan itu tidak terlepas dari kerjasama dengan masyarakat setempat.

Dari pengembangan penyelidikan, Polda Bengkulu menemukan hamparan ladang ganja di hulu Sungai Beliti Are itu, meski tidak berhasil menangkap si pemilik barang haram itu.

"Lokasinya di dalam hutan lindung, jadi tim harus berjalan kaki berjam-jam dan berhasil menemukan hamparan ganja siap panen," katanya.

Selain memusnahkan enam ton tanaman ganja di tempat kejadian, tim membawa sebanyak 350 kilogram ganja kering dan 450 kilogram ganja basah ke Bengkulu sebagai barang bukti penanganan kasus tersebut.

Wakapolda Bengkulu Kombes Polisi Adnas yang memimpin operasi penemuan ladang ganja tersebut menjelaskan upaya tim untuk mencapai lokasi tidaklah mudah.

"Kami berjalan kaki sampai 12 jam dari desa terdekat yaitu Desa Lubuk Alai, Kecamatan Padang Ulak Tanding," katanya.

Ia mengatakan bahwa tempat kejadian yang berada di perbukitan cukup menyulitkan anggota polisi. Mereka menemukan sejumlah jebakan seperti perangkap yang menimbulkan bunyi-bunyian yang menjadi peringatan bagi pemilik ladang ganja bila ada manusia atau satwa liar yang mendekat.

Di tengah hamparan tumbuhan ganja, tim menemukan satu pondok yang berisi ratusan kilogram ganja kering.

"Pondok itu selain jadi tempat tinggal juga jadi tempat pengeringan ganja," katanya.

Di dalam pondok, anggota polisi menemukan enam pucuk senjata api rakitan, empat telepon genggam, dan satu timbangan. Setelah mengamankan barang bukti, pondok tersebut juga ikut dibakar.***2***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015