Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan ada potensi banjir lahar hujan susulan Gunung Marapi Sumatera Barat yang dampaknya lebih besar dari sebelumnya sehingga mengimbau masyarakat dan petugas tim gabungan penanganan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat ditemui di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa, mengatakan bahwa hal demikian dipicu oleh masih tingginya potensi turun hujan berintensitas sedang, lebat-sangat lebat selama sepekan ke depan atau berdasarkan analisa tim meteorologi berlangsung sampai dengan 22 Mei 2024.
"Hujan tidak perlu lebat tapi sedang pun juga bisa menyapu material lahar Gunung Marapi yang juga dikhawatirkan masih tebal, sisa erupsi beberapa waktu lalu," kata dia.
Menurut dia, guyuran hujan yang bercampur partikel pasir-pasir halus menjadikan aliran pekat yang sanggup mengangkut sebuah mobil truk, menggelontorkan bebatuan berdiameter 2-3 meter dari bagian puncak gunung ke bawah.
Hal yang dikhawatirkan oleh BMKG yaitu; gelontoran material besar yang terbawa oleh hujan tersebut akan menjangkau pula pemukiman penduduk di sekitar lereng perbukitan dan aliran sungai.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang diterima BMKG melaporkan bahwa ada sebanyak 28 jalur aliran lahar Gunung Marapi yang berhulu ke sungai pada sisi Utara, Selatan dan Timur gunung api itu di antaranya merupakan wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang yang beririsan langsung.
"Karena permukaan sungai ini sudah penuh oleh endapan dari banjir lahar fase sebelumnya maka potensi menjangkau ke kampung-kampung juga besar," kata dia.
Dwikorita memastikan, pihaknya akan selalu melaporkan kondisi cuaca setiap hari dan sesegera mungkin menerbitkan informasi peringatan dini bencana dengan ketepatan tiga jam ke depan sebelum kejadian, dengan begitu diharapkan masyarakat dan petugas gabungan biasa mengambil langkah cepat evakuasi diri.
"Rekomendasi kami untuk segeralah mengamankan zona-zona rawan wilayah pemukiman, jalan, jembatan, karena bencana susulan sangat mungkin terjadi kalau masih hujan," kata dia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang dilanda banjir bandang bercampur material lahar pada Sabtu (11/5) malam.
Bencana tersebut dilaporkan menimbulkan dampak kerusakan yang cukup serius. Data Kantor SAR Sumatera Barat melaporkan sampai dengan Senin (14/5) pukul 13.00 WIB, tercatat ada sebanyak 15 korban banjir lahar hujan yang hilang.
Untuk Kabupaten Tanah Datar ada 12 orang korban hilang dengan identitas masing-masing;
Sukmi Cai Nova, Nurbaidar, Rusdi, Nurbaini,
Dahniar, Baherma, Alimudin, Rona Susansti,
Adiwarman, Yusuf dan dua orang lainnya masih dalam pendataan.
Kabupaten Agam ada tiga korban hilang dengan nama masing-masing Sahar, Am, dan Halimahtusadiah warga Kecamatan Candung.
Untuk jumlah korban meninggal dunia dalam bencana ini terdata dari Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang dan Padang Pariaman total 44 orang atau bertambah satu orang dari jumlah sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat ditemui di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Selasa, mengatakan bahwa hal demikian dipicu oleh masih tingginya potensi turun hujan berintensitas sedang, lebat-sangat lebat selama sepekan ke depan atau berdasarkan analisa tim meteorologi berlangsung sampai dengan 22 Mei 2024.
"Hujan tidak perlu lebat tapi sedang pun juga bisa menyapu material lahar Gunung Marapi yang juga dikhawatirkan masih tebal, sisa erupsi beberapa waktu lalu," kata dia.
Menurut dia, guyuran hujan yang bercampur partikel pasir-pasir halus menjadikan aliran pekat yang sanggup mengangkut sebuah mobil truk, menggelontorkan bebatuan berdiameter 2-3 meter dari bagian puncak gunung ke bawah.
Hal yang dikhawatirkan oleh BMKG yaitu; gelontoran material besar yang terbawa oleh hujan tersebut akan menjangkau pula pemukiman penduduk di sekitar lereng perbukitan dan aliran sungai.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang diterima BMKG melaporkan bahwa ada sebanyak 28 jalur aliran lahar Gunung Marapi yang berhulu ke sungai pada sisi Utara, Selatan dan Timur gunung api itu di antaranya merupakan wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Panjang yang beririsan langsung.
"Karena permukaan sungai ini sudah penuh oleh endapan dari banjir lahar fase sebelumnya maka potensi menjangkau ke kampung-kampung juga besar," kata dia.
Dwikorita memastikan, pihaknya akan selalu melaporkan kondisi cuaca setiap hari dan sesegera mungkin menerbitkan informasi peringatan dini bencana dengan ketepatan tiga jam ke depan sebelum kejadian, dengan begitu diharapkan masyarakat dan petugas gabungan biasa mengambil langkah cepat evakuasi diri.
"Rekomendasi kami untuk segeralah mengamankan zona-zona rawan wilayah pemukiman, jalan, jembatan, karena bencana susulan sangat mungkin terjadi kalau masih hujan," kata dia.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang dilanda banjir bandang bercampur material lahar pada Sabtu (11/5) malam.
Bencana tersebut dilaporkan menimbulkan dampak kerusakan yang cukup serius. Data Kantor SAR Sumatera Barat melaporkan sampai dengan Senin (14/5) pukul 13.00 WIB, tercatat ada sebanyak 15 korban banjir lahar hujan yang hilang.
Untuk Kabupaten Tanah Datar ada 12 orang korban hilang dengan identitas masing-masing;
Sukmi Cai Nova, Nurbaidar, Rusdi, Nurbaini,
Dahniar, Baherma, Alimudin, Rona Susansti,
Adiwarman, Yusuf dan dua orang lainnya masih dalam pendataan.
Kabupaten Agam ada tiga korban hilang dengan nama masing-masing Sahar, Am, dan Halimahtusadiah warga Kecamatan Candung.
Untuk jumlah korban meninggal dunia dalam bencana ini terdata dari Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang dan Padang Pariaman total 44 orang atau bertambah satu orang dari jumlah sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024