Jamaah calon haji Indonesia akan disuguhi menu bercitra rasa nusantara selama berada di tanah suci, demikian kata pemilik katering Nooha, Abu Abdurrahman, di Madinah, Selasa.

"Bumbu untuk memasak saya datangkan langsung dari Indonesia dan juru masaknya juga merupakan orang Indonesia serta para pekerja di sini pun didominasi oleh orang Indonesia," ujar Abdurrahman.

Abdurrahman mengatakan bumbu makanan sengaja didatangkan langsung dari Indonesia guna menjaga keaslian rasa dan menyesuaikan lidah masyarakat Indonesia.

Baca juga: Dua calon haji asal Kota Bengkulu tunda berangkat

Selain menjaga khas rasa menu Indonesia, menurutnya, pihak katering juga memiliki tim Quality Control (QC). Sebelum makanan dibagikan kepada jamaah, makanan tersebut harus melewati QC agar terjaga kehigienisannya.

"Hal ini dalam rangka menjaga kehigienisan makanan tersebut," ujarnya.

Di samping itu, makanan untuk jamaah lanjut usia (Lansia) juga dibedakan. Mereka akan mendapatkan makanan yang mudah ditelan dan dicerna.

Sementara itu, Kepala Seksi Katering Daerah Kerja Madinah Musta’in mengatakan terdapat 21 perusahaan katering yang memiliki kontrak dengan Kementerian Agama RI.

Baca juga: Kemenag: 4.500 calon haji tiba di Tanah Suci

"Kami tes semua katering untuk memasak sesuai menu yang kami pilih. Dan kami mengecek satu per satu dapurnya," kata Mustain.

Satu perusahaan katering harus memiliki dua orang juru masak asli Indonesia, sebagai langkah untuk menjaga stamina. Pasalnya, tiap hari mereka harus menyediakan puluhan ribu makanan.

"Selain itu, menu kita bagi menjadi dua, pertama menu untuk regular itu 80 persen. Dan kedua, menu untuk lansia itu 20 persen. Untuk jamaah lansia, pihaknya membuatkan menu khusus," kata Musta’in.

Selama di Madinah, jamaah calon haji Indonesia akan mendapatkan makanan selamat datang, makan tiga kali sehari, dan makanan perpisahan.

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024