Mesir menyalahkan Israel atas penutupan perlintasan perbatasan Rafah di Jalur Gaza selatan di tengah serangan militer di kawasan itu.

"Israel bertanggung jawab penuh atas bencana kemanusiaan yang dihadapi warga Palestina di Jalur Gaza," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry pada Selasa (14/5) mengecam kebijakan Israel yang “memutarbalikkan fakta dan menghindari tanggung jawab,” kata pernyataan itu.

Shoukry menganggap "kendali Israel di sisi Palestina pada perbatasan Rafah, operasi militer di sekitar terminal, dan bahaya yang diakibatkan terhadap pekerja bantuan dan pengemudi truk” menjadi alasan utama kegagalan membawa bantuan melalui penyeberangan Rafah.

Dia juga mengecam keras “upaya Israel yang bersungguh-sungguh untuk mengalihkan tanggung jawab ke Mesir atas krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza.”

Pekan lalu, Israel merebut perbatasan Rafah di sisi Palestina, yang merupakan jalur penting bagi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, hingga menyebabkan seluruh penduduk wilayah tersebut berada di ambang kelaparan.

Jalur Gaza telah berada di bawah blokade Israel yang melumpuhkan sejak Oktober 2023.

Namun, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, pada Selasa pagi menyerukan pembukaan kembali penyeberangan Rafah dan menyalahkan Mesir karena mencegah pengiriman bantuan ke Gaza.

Sumber: Anadolu

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024