Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) menyampaikan ucapan belasungkawa atas berpulangnya tokoh wartawan senior Prof. Salim Said pada Sabtu (18/5) malam.
"Kami dari organisasi Persatuan Artis Film Indonesia mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas senior kita bapak Salim Said semoga almarhum berpulang dengan khusnul khotimah ," kata Ketua Humas Parfi Evry Joe dalam keterangannya yang diterima Minggu.
Selain dikenal sebagai wartawan senior sekaligus pengamat politik dan militer, kata Evry, Prof. Salim Said juga merupakan tokoh yang berjasa bagi perfilman Indonesia.
Evry mengenang salah satu jasa Prof. Salim Said adalah memberikan banyak masukan selama penggarapan film "Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI" arahan sutradara Arific C. Noer.
"Saat itu pertama kali sutradara Indonesia sedang membuat film G 30 S PKI dan sang sutradara banyak berkonsultasi dengan bapak Salim Said untuk menyelesaikan film Pengkhianat G 30 S PKI tersebut dan beliau banyak membantu," ujar Evry.
Evry mengungkapkan ucapan terima kasih atas jasa dan ilmu yang telah dicurahkan Prof. Salim Said di bidang politik dan perfilman Indonesia.
"Kami berterima kasih atas segala ilmu-ilmu yang selama ini beliau menjadi pembicara di dunia politik, di dunia akademisi, di dunia perfilman. Kami mengucapkan terima kasih, semoga amal baktimu menjadi ladang amal di sisi Tuhan maha kuasa," kata Evry.
Diketahui, Prof. Salim Said dikenal sebagai seorang intelektual dan juga wartawan ternama. Tidak hanya itu saja, dirinya juga banyak menciptakan buku dengan berbagai judul yang banyak mengangkat tema film, politik dan juga militer.
Prof. Salim Said juga merupakan seorang intelek ternama di Indonesia, dirinya pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan psikologi, sayangnya tidak berlanjut.
Dirinya lebih memilih jurusan sosiologi di universitas yang sama dan dinyatakan lulus pada tahun 1976. Kemudian, dirinya tidak berpuas diri dalam menimba ilmu.
Hal tersebut dibuktikan dengan berangkatnya Prof Salim Said ke Amerika Serikat, untuk melanjutkan pendidikan di Ohio State University. Tidak tanggung-tanggung, dirinya meraih tiga gelar sekaligus di sana, yakni magister Hubungan Internasional, Ilmu Politik, dan doktor Ilmu Politik.
Prof. Salim Said juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko pada masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tepatnya pada tahun 2006 hingga 2010.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Kami dari organisasi Persatuan Artis Film Indonesia mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas senior kita bapak Salim Said semoga almarhum berpulang dengan khusnul khotimah ," kata Ketua Humas Parfi Evry Joe dalam keterangannya yang diterima Minggu.
Selain dikenal sebagai wartawan senior sekaligus pengamat politik dan militer, kata Evry, Prof. Salim Said juga merupakan tokoh yang berjasa bagi perfilman Indonesia.
Evry mengenang salah satu jasa Prof. Salim Said adalah memberikan banyak masukan selama penggarapan film "Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI" arahan sutradara Arific C. Noer.
"Saat itu pertama kali sutradara Indonesia sedang membuat film G 30 S PKI dan sang sutradara banyak berkonsultasi dengan bapak Salim Said untuk menyelesaikan film Pengkhianat G 30 S PKI tersebut dan beliau banyak membantu," ujar Evry.
Evry mengungkapkan ucapan terima kasih atas jasa dan ilmu yang telah dicurahkan Prof. Salim Said di bidang politik dan perfilman Indonesia.
"Kami berterima kasih atas segala ilmu-ilmu yang selama ini beliau menjadi pembicara di dunia politik, di dunia akademisi, di dunia perfilman. Kami mengucapkan terima kasih, semoga amal baktimu menjadi ladang amal di sisi Tuhan maha kuasa," kata Evry.
Diketahui, Prof. Salim Said dikenal sebagai seorang intelektual dan juga wartawan ternama. Tidak hanya itu saja, dirinya juga banyak menciptakan buku dengan berbagai judul yang banyak mengangkat tema film, politik dan juga militer.
Prof. Salim Said juga merupakan seorang intelek ternama di Indonesia, dirinya pernah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan psikologi, sayangnya tidak berlanjut.
Dirinya lebih memilih jurusan sosiologi di universitas yang sama dan dinyatakan lulus pada tahun 1976. Kemudian, dirinya tidak berpuas diri dalam menimba ilmu.
Hal tersebut dibuktikan dengan berangkatnya Prof Salim Said ke Amerika Serikat, untuk melanjutkan pendidikan di Ohio State University. Tidak tanggung-tanggung, dirinya meraih tiga gelar sekaligus di sana, yakni magister Hubungan Internasional, Ilmu Politik, dan doktor Ilmu Politik.
Prof. Salim Said juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko pada masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tepatnya pada tahun 2006 hingga 2010.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024