Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan telah membentuk desa/kelurahan tangguh bencana atau destana di wilayah itu secara bertahap sejak 2013 lalu.

Kepala Pelaksana BPBD Rejang Lebong Shalahudin saat dihubungi di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan desa tangguh bencana yang sudah dibentuk ini berada di dalam zona rawan bencana alam berupa banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gunung meletus.

"Hingga saat ini desa tangguh bencana yang sudah kita bentuk ada 43 desa dan kelurahan. Desa tangguh bencana yang sudah dibentuk ini posisinya berada zona rawan bencana alam," kata dia.

Dia menjelaskan, pembentukan destana tersebut dilakukan secara bertahap terhitung sejak 2013, di mana dari jumlah itu yang sudah dilakukan pembinaan baru ada 12 desa/kelurahan karena terbatasnya anggaran yang mereka miliki.

Untuk 32 desa tangguh bencana lainnya, kata dia, secara bertahap akan dilakukan pembinaan secara langsung oleh BPBD Rejang Lebong.

Pembinaan desa tangguh bencana ini dilakukan BPBD Rejang Lebong dengan memberikan edukasi kepada masyarakat desa/kelurahan tindakan apa saja yang bisa dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.

Menurut dia, dengan adanya pembinaan dan simulasi penanggulangan bencana di masing-masing destana ini sebagai upaya memberikan pemahaman penanganan bencana alam secara mandiri sebelum tibanya bantuan dari pemerintah.

Untuk desa/kelurahan yang sudah ditetapkan sebagai destana di wilayah itu, tambah dia, sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Selupu Rejang dan Sindang Kelingi yang merupakan zona rawan bencana alam gunung meletus dan tanah longsor.

Sedangkan destana yang berada di wilayah Kecamatan Curup Timur, Curup, Curup Tengah, Bermani Ulu, Bermani Ulu Raya, Curup Utara, Curup Selatan dan Binduriang dinilai rawan banjir dan tanah longsor.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024