Mukomuko (Antara) - Kalangan petani karet di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengeluh karena sejak sepekan terakhir harga getah karet kembali turun dari sebesar Rp6.000 menjadi Rp5.000 per kilogram.

"Sepekan ini harga getah karet turun jadi Rp5.000 per kilogram. Saya saja tidak jadi jual getah karet," kata petani karet di Kecamatan Penarik, Yadi, di Mukomuko, Rabu.

Ia menyebutkan, selama empat bulan terakhir ini harga bertahan turun sebesar Rp6.000 per kilogram dan harga getah karet kotor Rp4.000 per kilogram. Namun sepekan terakhir ini harganya turun lagi menjadi Rp5.000 per kilogram.

Padahal sebelumnya, katanya, harga getah karet bersih Rp7.000 per kilogram.

Dengan harga tersebut, katanya, petani di wilayahnya hanya mendapat sedikit keuntungan dari hasil penjualan.

Pendapatan dari menjual getah karet itu, katanya, hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tidak cukup untuk membeli pupuk untuk tanaman karet.

"Kami hanya dapat sedikit dari hasil menjual karet. Tidak bisa untuk membeli keperluan lain seperti pupuk," ujarnya.

Tidak hanya itu, katanya, sejak sepekan terakhir petani di wilayahnya tidak bisa menyadap getah karet karena terkendala cuaca hujan yang melanda wilayahnya.

Tidak hanya petani karet di wilayahnya, kata dia, kondisi serupa juga dialami petani di Kecamatan Selagan Raya dan Desa Lubuk Selandak.

"Hampir setiap hari turun hujan di tempat kami, sehingga kami tidak bisa menyadap getah karet," ujarnya.

Dalam kondisi seperti sekarang ini, kata dia, produksi getah karet petani turun drastis mencapai lebih 50 persen.

Sekarang ini, katanya, petani hanya berharap harga getah karet di wilayah itu naik minimal Rp8.000 per kilogram. Selain itu hujan berhenti agar petani dapat menyadap karet.***3***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2015