Mukomuko (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko, Provinsi Bengkulu, melalui Dinas Pertanian setempat membagikan bantuan sebanyak 50 ekor kambing jenis peranakan etawa (PE) dari Kementrian Pertanian ke dua kelompok tani di daerah ini.
"Ada dua kelompok yang menerima bantuan sebanyak 50 ekor kambing, atau setiap kelompok menerima bantuan masing-masing sebanyak 25 ekor kambing," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Diana Nurwahyuni di Mukomuko, Jumat.
Sebanyak dua kelompok tani yang menerima bantuan kambing, yakni Kelompok Tani Mekar Wangi Desa Lubuk Mukti, Kecamatan Penarik dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati 1 Desa Bukit Makmur.
Ia mengatakan, dari bantuan sebanyak 50 ekor kambing etawa tersebut, sebanyak 46 ekor kambing betina dan empat ekor kambing jantan.
Ia menambahkan, pemerintah memberikan lebih banyak kambing betina untuk pengembangan kambing di daerah ini.
Ia menambahkan, pemerintah memberikan lebih banyak kambing betina untuk pengembangan kambing di daerah ini.
Ia menjelaskan, dua kelompok di daerah ini mendapatkan bantuan kambing tahun ini berdasarkan usulkan e-proposal tahun 2022, lalu usulan diakomodasi oleh pemerintah pusat melalui pengadaan BPTU Sapi Potong Padang Mangatas di Sumatera Barat.
Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Dinas Pertanian tahun 2022 mengusulkan bantuan bibit kambing untuk tiga kelompok tani di Kecamatan Penarik kepada Kementrian Pertanian RI.
Ia mengatakan, instansinya menggunakan proposal elektronik (e-proposal) untuk mengajukan permohonan bantuan puluhan ekor kambing untuk dua kelompok tani di daerah ini kepada Kementerian Pertanian.
Ia memastikan, dua kelompok tani di wilayah Kecamatan Penarik ini telah melalui beberapa tahapan sebelum mendapatkan bantuan puluhan kambing dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian RI.
"Dua kelompok itu sudah menjalani verifikasi data kelompok tani, kemudian mereka ditetapkan sebagai calon petani dan calon lokasi (CPCL) bantuan bibit kambing oleh orang Kementerian Pertanian," demikian Diana Nurwahyuni.