Rejanglebong (Antara) - Pejabat pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, menyebutkan sepanjang 2015 terdapat dua kasus flu burung terjadi di daerah itu.
Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Curup, Firi Asdianto saat ditemui, Sabtu, menjelaskan, dua kasus flu burung itu terjadi di Desa Babakan Baru Kecamatan Bermani Ulu dan satu lagi di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan.
"Kasus ini terjadi saat pergantian musim atau musim pancaroba. Kedua kasus tersebut terjadi di Desa Babakan Baru Kecamatan Bermani Ulu dan satunya lagi di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan," katanya.
Adanya kasus flu burung yang terjadi di Rejanglebong itu, kata dia, tidak bisa dihindari karena selama ini Kabupaten Rejanglebong sudah menjadi daerah endemic flu burung.
Penyakit flu burung yang disebabkan virus H5N1 itu, tambah dia, menyerang ternak unggas milik masyarakat setempat khususnya jenis ternak ayam yang dilepasliarkan oleh pemiliknya. Unggas yang dipelihara dengan cara lepas liar itu sangat rentan terinfeksi virus H5N1 karena akan berhubungan dengan ternak liar lainnya.
Selain itu unggas yang berasal dari luar daerah juga turut menyebarkan penyakit flu burung di Rejanglebong, apalagi dengan minimnya pengawasan terhadap masuknya ternak unggas untuk komersial dan perdagangan terbuka.
Untuk itu, pihaknya sudah melakukan penanganan melalui penyemprotan dan pembagian disinfektan kepada kelompok peternak secara gratis. Kemudian melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang menjadi lokasi ditemukan flu burung agar menjaga kebersihan kandang secara kontinu.
Sejauh ini tindakan yang dilakukan pihak Disnakan melalui Puskeswan Curup hanya dilakukan untuk pencegahan terhadap kemungkinan berjangkit ke manusia.
Sedangkan pencegahan penulan terhadap sesama unggas hanya bisa dilakukan oleh masing-masing kelompok peternak dengan jalan merawat unggas dengan baik, tidak melepasliarkannya dan menjaga kebersihan kandang serta menyemprotkan disenfektan secara rutin. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Curup, Firi Asdianto saat ditemui, Sabtu, menjelaskan, dua kasus flu burung itu terjadi di Desa Babakan Baru Kecamatan Bermani Ulu dan satu lagi di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan.
"Kasus ini terjadi saat pergantian musim atau musim pancaroba. Kedua kasus tersebut terjadi di Desa Babakan Baru Kecamatan Bermani Ulu dan satunya lagi di Desa Watas Marga Kecamatan Curup Selatan," katanya.
Adanya kasus flu burung yang terjadi di Rejanglebong itu, kata dia, tidak bisa dihindari karena selama ini Kabupaten Rejanglebong sudah menjadi daerah endemic flu burung.
Penyakit flu burung yang disebabkan virus H5N1 itu, tambah dia, menyerang ternak unggas milik masyarakat setempat khususnya jenis ternak ayam yang dilepasliarkan oleh pemiliknya. Unggas yang dipelihara dengan cara lepas liar itu sangat rentan terinfeksi virus H5N1 karena akan berhubungan dengan ternak liar lainnya.
Selain itu unggas yang berasal dari luar daerah juga turut menyebarkan penyakit flu burung di Rejanglebong, apalagi dengan minimnya pengawasan terhadap masuknya ternak unggas untuk komersial dan perdagangan terbuka.
Untuk itu, pihaknya sudah melakukan penanganan melalui penyemprotan dan pembagian disinfektan kepada kelompok peternak secara gratis. Kemudian melakukan penyuluhan kepada masyarakat yang menjadi lokasi ditemukan flu burung agar menjaga kebersihan kandang secara kontinu.
Sejauh ini tindakan yang dilakukan pihak Disnakan melalui Puskeswan Curup hanya dilakukan untuk pencegahan terhadap kemungkinan berjangkit ke manusia.
Sedangkan pencegahan penulan terhadap sesama unggas hanya bisa dilakukan oleh masing-masing kelompok peternak dengan jalan merawat unggas dengan baik, tidak melepasliarkannya dan menjaga kebersihan kandang serta menyemprotkan disenfektan secara rutin. ***4***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016