Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu meminta warga daerah itu melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang ke tempat penampungan sementara.
Kepala DLH Rejang Lebong M Budianto di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan volume buangan sampah di daerah itu baik dari pemukiman maupun pasar setiap harinya berkisar 90 hingga 110 ton, dan saat memasuki bulan puasa Ramadhan bisa mencapai 150 ton.
"Masyarakat Rejang Lebong itu sebenarnya cinta kebersihan, namun selama ini kurang koordinasi saja. Kita minta sampah yang akan dibuang ini dipilah-pilah terlebih dahulu," kata dia.
Dia menjelaskan pemilihan sampah ini penting dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang setiap harinya sehingga bisa mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Upaya pengurangan volume sampah ini, kata dia, pihaknya di Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang diorganisir oleh Kelompok Swadaya Masyarakat atau KSM telah melakukan pemilahan sampah baik yang organik maupun non organik sebelum mereka angkut ke Tempat Pembuangan Akhir atau TPA.
Menurut dia, sampah organik yang dipilah oleh KSM ini telah dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik serta budi daya magot, dan untuk sampah plastik dijual kepada pengepul barang bekas.
Sementara itu untuk kondisi TPA Jambu Keling yang ada di Desa Bandung Marga, Kecamatan Bermani Ulu Raya dengan mencapai lima hektare saat ini, menurut dia, masih mampu menampung sampah yang hingga beberapa tahun ke depan, namun jika sampah yang dibuang semakin banyak maka bisa mempercepatnya penuh.
Di lokasi TPA Jambu Keling itu sendiri sudah dilengkapi sejumlah peralatan seperti alat berat, kemudian jembatan timbang tetapi kondisinya sudah rusak sehingga tidak bisa menimbang kendaraan sampah yang masuk ke tempat itu.
Sedangkan untuk kolam pemantauan kualitas air juga ada, termasuk dengan alat pencacah sampah.
"Untuk alat yang rusak ini kita usulkan untuk diperbaiki, termasuk penyiapan anggaran operasional di TPA Jambu Keling. Karena peralatan dan pengolahan sampah ini menjadi indikator dan alat kontrol sampah," demikian M Budianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Kepala DLH Rejang Lebong M Budianto di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan volume buangan sampah di daerah itu baik dari pemukiman maupun pasar setiap harinya berkisar 90 hingga 110 ton, dan saat memasuki bulan puasa Ramadhan bisa mencapai 150 ton.
"Masyarakat Rejang Lebong itu sebenarnya cinta kebersihan, namun selama ini kurang koordinasi saja. Kita minta sampah yang akan dibuang ini dipilah-pilah terlebih dahulu," kata dia.
Dia menjelaskan pemilihan sampah ini penting dilakukan untuk mengurangi volume sampah yang dibuang setiap harinya sehingga bisa mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Upaya pengurangan volume sampah ini, kata dia, pihaknya di Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang diorganisir oleh Kelompok Swadaya Masyarakat atau KSM telah melakukan pemilahan sampah baik yang organik maupun non organik sebelum mereka angkut ke Tempat Pembuangan Akhir atau TPA.
Menurut dia, sampah organik yang dipilah oleh KSM ini telah dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk organik serta budi daya magot, dan untuk sampah plastik dijual kepada pengepul barang bekas.
Sementara itu untuk kondisi TPA Jambu Keling yang ada di Desa Bandung Marga, Kecamatan Bermani Ulu Raya dengan mencapai lima hektare saat ini, menurut dia, masih mampu menampung sampah yang hingga beberapa tahun ke depan, namun jika sampah yang dibuang semakin banyak maka bisa mempercepatnya penuh.
Di lokasi TPA Jambu Keling itu sendiri sudah dilengkapi sejumlah peralatan seperti alat berat, kemudian jembatan timbang tetapi kondisinya sudah rusak sehingga tidak bisa menimbang kendaraan sampah yang masuk ke tempat itu.
Sedangkan untuk kolam pemantauan kualitas air juga ada, termasuk dengan alat pencacah sampah.
"Untuk alat yang rusak ini kita usulkan untuk diperbaiki, termasuk penyiapan anggaran operasional di TPA Jambu Keling. Karena peralatan dan pengolahan sampah ini menjadi indikator dan alat kontrol sampah," demikian M Budianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024