Bengkulu (Antara) - Koperasi nelayan Kota Bengkulu mulai mengekspor ikan layur (Trichiurus lepturus) atau dalam bahasa lokal disebut ikan beledang ke berbagai negara tujuan, antara lain Jepang, Taiwan, Tiongkok dan Korea Selatan.
Pengurus Koperasi Mutiara Laut Kota Bengkulu, Hermansyah di Bengkulu, Rabu, mengatakan ekspor ikan tersebut dimulai seiring musim ikan layur yang terjadi sejak November 2015.
"Tangkapan ikan layur ini bergantung musim, jadi tidak tersedia sepanjang tahun," katanya di Tempat Pelelangan Ikan Pondok Besi, Kota Bengkulu.
Ia mengatakan musim ikan biasanya terjadi pada November dan diperkirakan berlangsung selama enam bulan.
Ikan layur tersebut dikumpulkan dari nelayan di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan Kaur.
Setiap bulan kata dia, pihaknya mengekspor 100 ton ikan layur dengan pengiriman sekali dua hari melalui Kota Bandung, Jawa Barat.
"Kami memanfaatkan ruang pendingin yang baru dibangun pemerintah kota di area pelelangan ikan ini," ucapnya.
Menurut Hermansyah, ikan tersebut dibeli dari nelayan dengan harga bervariasi mulai dari Rp15 ribu hingga Rp36 ribu per kilogram, bergantung pada ukuran ikan.
Permintaan ekspor terhadap ikan layur menurutnya sangat tinggi, terutama dari wilayah perairan Samudera Hindia sebab kualitas ikan dinilai lebih baik dari wilayah laut lainnya.
"Berapapun stok yang ada selalu diterima, tidak ada batasan, justru kendala kita adalah produksi nelayan kita yang rendah karena menggunakan alat tangkap sederhana," kata dia.
Ikan layur adalah ikan perairan laut yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan ramping. Jenis yang ditemukan di Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik diketahui merupakan populasi yang berbeda.
Ikan ini disukai karena dagingnya yang kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah dilepas tulangnya.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Pengurus Koperasi Mutiara Laut Kota Bengkulu, Hermansyah di Bengkulu, Rabu, mengatakan ekspor ikan tersebut dimulai seiring musim ikan layur yang terjadi sejak November 2015.
"Tangkapan ikan layur ini bergantung musim, jadi tidak tersedia sepanjang tahun," katanya di Tempat Pelelangan Ikan Pondok Besi, Kota Bengkulu.
Ia mengatakan musim ikan biasanya terjadi pada November dan diperkirakan berlangsung selama enam bulan.
Ikan layur tersebut dikumpulkan dari nelayan di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan dan Kaur.
Setiap bulan kata dia, pihaknya mengekspor 100 ton ikan layur dengan pengiriman sekali dua hari melalui Kota Bandung, Jawa Barat.
"Kami memanfaatkan ruang pendingin yang baru dibangun pemerintah kota di area pelelangan ikan ini," ucapnya.
Menurut Hermansyah, ikan tersebut dibeli dari nelayan dengan harga bervariasi mulai dari Rp15 ribu hingga Rp36 ribu per kilogram, bergantung pada ukuran ikan.
Permintaan ekspor terhadap ikan layur menurutnya sangat tinggi, terutama dari wilayah perairan Samudera Hindia sebab kualitas ikan dinilai lebih baik dari wilayah laut lainnya.
"Berapapun stok yang ada selalu diterima, tidak ada batasan, justru kendala kita adalah produksi nelayan kita yang rendah karena menggunakan alat tangkap sederhana," kata dia.
Ikan layur adalah ikan perairan laut yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan ramping. Jenis yang ditemukan di Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik diketahui merupakan populasi yang berbeda.
Ikan ini disukai karena dagingnya yang kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah dilepas tulangnya.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016