Bengkulu (Antara) - Warga Pulau Enggano meminta pemerintah memperjelas operasi kapal perintis yang melayani pelayaran dengan rute Kota Bengkulu menuju pulau terluar itu pulang pergi, terkait informasi penghentian operasi kapal tersebut sejak awal tahun.

Warga Pulau Enggano, Adam Kauno, saat dihubungi dari Bengkulu mengatakan bahwa keberadaan kapal perintis sangat dibutuhkan masyarakat untuk mengangkut hasil bumi dari pulau terluar itu menuju Kota Bengkulu.

"Kalau perintis tidak beroperasi maka masyarakat di pulau akan kesulitan mengirim hasil bumi dan mengangkut barang kebutuhan pokok," kata Adam, Senin.

Meski pelayaran ke pulau terluar itu juga dilayani satu kapal feri Pulo Tello, namun masyarakat tetap membutuhkan kapal perintis, terutama untuk mengangkut hasil bumi.

Kapal feri Pulo Tello, menurut Adam, lebih berfungsi mengangkut penumpang, sedangkan kapal perintis untuk mengangkut barang, terutama hasil bumi dari Enggano ke luar pulau itu.

"Meski jadwal perintis hanya berlayar sekali dalam sepulu hari tapi bisa membawa hasil bumi lebih banyak," ujarnya.

Sementara Kepala Bidang Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Provinsi Bengkulu Bambang Budi Djatmiko mengatakan bahwa kapal perintis merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan.

"Kami mendapat informasi bahwa pengoperasian kapal perintis sudah dialihkan dari Kementerian Perhubungan ke PT Pelni jadi saat ini masih tahap peralihan," ucapnya.

Sementara proses peralihan tersebut berlangsung, pelayaran ke pulau berjarak 106 mil laut itu dilayani kapal feri Pulo Tello dengan jadwal dua kali berlayar dalam sepekan.

Enggano yang merupakan pulau terluar di Provinsi Bengkulu masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara.

Pulau yang dihuni 2.800 jiwa penduduk itu dapat diakses dengan pelayaran telama 12 jam. Sebagian besar warga berprofesi sebagai petani dengan hasil utama berupa pisang, melinjo, kakao, cengkih dan ikan laut. ***1***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016