Kalangan warga di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, sejak beberapa pekan belakangan kesulitan untuk mendapatkan gas bersubsidi 3 kilogram yang dijual di wilayah itu.
"Sudah sejak Lebaran Idul Adha kemarin gas ukuran 3 kg ini sulit didapatkan, kalau pun ada yang jual harganya sudah lebih dari Rp35.000 per tabung, pada sebelumnya paling mahal Rp24.000," kata Sumarni (47) warga Kecamatan Curup Tengah, di Rejang Lebong, Jumat.
Dia menjelaskan, adanya kelangkaan dan tingginya harga jual gas elpiji ukuran 3 kg di warung-warung yang menjualnya saat ini sangat memberatkan mereka, apalagi mereka hanya masyarakat biasa dengan ekonomi pas-pasan.
Dirinya berharap Pemkab Rejang Lebong dapat turun tangan guna mengatasi kelangkaan gas bersubsidi di daerah itu, karena biasanya terjadi saat masuk bulan puasa dan mendekati lebaran baik Idul Fitri maupun Idul Adha saja terjadi.
"Namun kini setelah lebaran Idul Adha gas melon ini masih sulit saja didapatkan. Untuk kami minta pemda turun tangan mengatasi ini," terangnya.
Sementara itu Pengawas Kemetrologian Disperindagkop dan UKM Kabupaten Rejang Lebong Emilia saat ditemui menyatakan pihaknya dalam waktu dekat ini akan segera turun ke lapangan untuk menelusuri permasalahan gas elpiji bersubsidi di wilayah itu.
"Sekarang kami sedang menyiapkan surat edaran, setelah itu kami koordinasikan dengan kepala dinas, dan kami akan turun ke lapangan untuk memastikan titik permasalahan yang terjadi," kata dia.
Menurut Emilia, pihaknya baru saja mendapat surat edaran dari Kementerian ESDM terkait penyaluran gas bersubsidi ukuran 3 kg untuk Kabupaten Rejang Lebong memang ada terjadi pengurangan antara penyalur dengan sub penyalur.
Sejauh ini di Kabupaten Rejang Lebong, tambah dia, terdapat 30 pangkalan di bawah naungan tiga agen penyalur gas bersubsidi ukuran 3 kg yakni PT Putri Cempaka Lestari yang setiap harinya menyalurkan elpiji 3 kg kepada 147 pangkalan. Selanjutnya ialah PT Karjan Jaya membawahi 142 pangkalan, serta PT Elisa Meriyani Jaya membawahi 18 pangkalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
"Sudah sejak Lebaran Idul Adha kemarin gas ukuran 3 kg ini sulit didapatkan, kalau pun ada yang jual harganya sudah lebih dari Rp35.000 per tabung, pada sebelumnya paling mahal Rp24.000," kata Sumarni (47) warga Kecamatan Curup Tengah, di Rejang Lebong, Jumat.
Dia menjelaskan, adanya kelangkaan dan tingginya harga jual gas elpiji ukuran 3 kg di warung-warung yang menjualnya saat ini sangat memberatkan mereka, apalagi mereka hanya masyarakat biasa dengan ekonomi pas-pasan.
Dirinya berharap Pemkab Rejang Lebong dapat turun tangan guna mengatasi kelangkaan gas bersubsidi di daerah itu, karena biasanya terjadi saat masuk bulan puasa dan mendekati lebaran baik Idul Fitri maupun Idul Adha saja terjadi.
"Namun kini setelah lebaran Idul Adha gas melon ini masih sulit saja didapatkan. Untuk kami minta pemda turun tangan mengatasi ini," terangnya.
Sementara itu Pengawas Kemetrologian Disperindagkop dan UKM Kabupaten Rejang Lebong Emilia saat ditemui menyatakan pihaknya dalam waktu dekat ini akan segera turun ke lapangan untuk menelusuri permasalahan gas elpiji bersubsidi di wilayah itu.
"Sekarang kami sedang menyiapkan surat edaran, setelah itu kami koordinasikan dengan kepala dinas, dan kami akan turun ke lapangan untuk memastikan titik permasalahan yang terjadi," kata dia.
Menurut Emilia, pihaknya baru saja mendapat surat edaran dari Kementerian ESDM terkait penyaluran gas bersubsidi ukuran 3 kg untuk Kabupaten Rejang Lebong memang ada terjadi pengurangan antara penyalur dengan sub penyalur.
Sejauh ini di Kabupaten Rejang Lebong, tambah dia, terdapat 30 pangkalan di bawah naungan tiga agen penyalur gas bersubsidi ukuran 3 kg yakni PT Putri Cempaka Lestari yang setiap harinya menyalurkan elpiji 3 kg kepada 147 pangkalan. Selanjutnya ialah PT Karjan Jaya membawahi 142 pangkalan, serta PT Elisa Meriyani Jaya membawahi 18 pangkalan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024