Mukomuko (Antara) - Bisnis sarang burung walet yang sempat ditinggalkan warga Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu beberapa tahun terakhir, kini mulai diminati lagi.

"Warga di Pulai Payung saat ini banyak yang membangun bangunan bertingkat untuk sarang burung walet. Jumlah bangunan ini semakin bertambah," kata warga Desa Pulai Payung, Kecamatan Ipuh, Beni di Mukomuko, Minggu.

Sekarang ini saja, katanya, ada lima orang warga yang baru membangun bangunan bertingkat untuk burung walet. Sebelum itu sudah banyak warga yang membukanya.

Ia mengatakan, warga di wilayahnya banyak yang melirik usaha sarang burung walet setelah penghasilan warga yang sudah lama membuka usaha ini.

Setiap bulan, sebutnya, satu orang warga di desa itu memanen sebanyak 1,5 kilogram sarang burung walet dengan harga sebesar Rp9 juta per kilogram.

"Setiap bulan saja warga tersebut sudah bergaji sebesar Rp14 juta per bulan," ujarnya.

Ia mengatakan, meskipun modal untuk membangun usaha ini cukup tinggi karena harus membangun bangunan bertingkat dan membeli seperangkat peralatan untuk memanggil burung walet sebesar Rp15 juta.

Namun, katanya, tidak mengurangi keinginan sebagian warga di wilayah itu untuk membuka usaha tersebut.

Mereka rela meminjam uang di bank dan menggadaikan sertifikat lahan perkebunan kelapa sawit untuk membuka usaha tersebut.

"Kami tidak menyesal mengeluarkan modal untuk membuka usaha ini," ujarnya.***3***

Pewarta: Ferri Arianto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016