Bengkulu (Antara) - Penyedia jasa wisata `Enggano Adventure` mulai merintis paket wisata bahari di Pulau Enggano, pulau terluar Provinsi Bengkulu berjarak 106 mil laut dari Kota Bengkulu.
Pemilik `Enggano Adventure`, Bruce Levick, di Bengkulu, Selasa, mengatakan bahwa Pulau Enggano memiliki dua pulau kecil di sekitarnya yang berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata baru.
"Kami merintis dari awal mulai penginapan, membuat paket wisata dan siap diluncurkan tahun ini," katanya di Bengkulu, Selasa.
Destinasi wisata baru itu dibangun di Pulau Dua, pulau seluas 35 hektare yang dapat ditempuh dengan kapal motor nelayan selama 20 menit dari Pulau Enggano.
Bruce mulai membangun pondok penginapan di pulau tak berpenghuni itu, dan menggandeng masyarakat setempat sebagai pemandu wisata serta penyedia transportasi keliling pulau.
Sementara ini, kata dia, wisata yang ditawarkan adalah konsep alam bebas atau `camping` dengan beragam paket, antara lain snorkling, memancing, susur hutan mangrove dan pemantauan burung atau `bird watching`.
"Kami menyediakan penginapan di pondok dengan fasilitas mandi air hangat dengan harga Rp150 ribu per malam," kata dia lagi.
Menurut Bruce, pengembangan pariwisata di pulau terluar itu memiliki tantangan tersendiri.
Kendala utama, kata dia, adalah biaya transportasi yang mahal untuk mengangkut material pembangunan fasilitas wisata yang biayanya beberapa kali lipat bila dibandingkan dengan pembangunan fasilitas serupa di Kota Bengkulu.
Ke depan, kata suami Laily Levick ini, pihaknya akan membangun vila dan menyediakan kapal wisata yang dapat mengelilingi Pulau Enggano dan beberapa pulau kecil di sekitarnya hingga berlayar ke Pulau Mentawai di Sumatera Barat.
Selain itu, pihaknya juga berencana membangun area konservasi penyu bekerjasama dengan masyarakat adat pulau itu yang bisa mendukung kegiatan pariwisata berbasis pesisir.
"Kami sudah menginvestasikan banyak, dan kami yakin usaha ini tidak akan sia-sia karena Enggano memiliki potensi besar sebagai ikon wisata Bengkulu," katanya.
Pulau Enggano yang berada di tengah-tengah Samudra Hindia merupakan pulau terluar berpenghuni yang dapat diakses dengan kapal laut dan pesawat terming.
Di pulau yang masuk dalam wilayah Bengkulu Utara itu, terdapat dua dermaga yakni di Desa Kahyapu untuk sandar kapal feri Pulo Tello, dan dermaga Desa Malakoni untuk sandar kapal perintis.
Sedangkan transportasi udara dilayani pesawat perintis Susi Air dengan jadwal dua kali dalam sepekan melalui bandara perintis di Desa Banjarsari.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Pemilik `Enggano Adventure`, Bruce Levick, di Bengkulu, Selasa, mengatakan bahwa Pulau Enggano memiliki dua pulau kecil di sekitarnya yang berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata baru.
"Kami merintis dari awal mulai penginapan, membuat paket wisata dan siap diluncurkan tahun ini," katanya di Bengkulu, Selasa.
Destinasi wisata baru itu dibangun di Pulau Dua, pulau seluas 35 hektare yang dapat ditempuh dengan kapal motor nelayan selama 20 menit dari Pulau Enggano.
Bruce mulai membangun pondok penginapan di pulau tak berpenghuni itu, dan menggandeng masyarakat setempat sebagai pemandu wisata serta penyedia transportasi keliling pulau.
Sementara ini, kata dia, wisata yang ditawarkan adalah konsep alam bebas atau `camping` dengan beragam paket, antara lain snorkling, memancing, susur hutan mangrove dan pemantauan burung atau `bird watching`.
"Kami menyediakan penginapan di pondok dengan fasilitas mandi air hangat dengan harga Rp150 ribu per malam," kata dia lagi.
Menurut Bruce, pengembangan pariwisata di pulau terluar itu memiliki tantangan tersendiri.
Kendala utama, kata dia, adalah biaya transportasi yang mahal untuk mengangkut material pembangunan fasilitas wisata yang biayanya beberapa kali lipat bila dibandingkan dengan pembangunan fasilitas serupa di Kota Bengkulu.
Ke depan, kata suami Laily Levick ini, pihaknya akan membangun vila dan menyediakan kapal wisata yang dapat mengelilingi Pulau Enggano dan beberapa pulau kecil di sekitarnya hingga berlayar ke Pulau Mentawai di Sumatera Barat.
Selain itu, pihaknya juga berencana membangun area konservasi penyu bekerjasama dengan masyarakat adat pulau itu yang bisa mendukung kegiatan pariwisata berbasis pesisir.
"Kami sudah menginvestasikan banyak, dan kami yakin usaha ini tidak akan sia-sia karena Enggano memiliki potensi besar sebagai ikon wisata Bengkulu," katanya.
Pulau Enggano yang berada di tengah-tengah Samudra Hindia merupakan pulau terluar berpenghuni yang dapat diakses dengan kapal laut dan pesawat terming.
Di pulau yang masuk dalam wilayah Bengkulu Utara itu, terdapat dua dermaga yakni di Desa Kahyapu untuk sandar kapal feri Pulo Tello, dan dermaga Desa Malakoni untuk sandar kapal perintis.
Sedangkan transportasi udara dilayani pesawat perintis Susi Air dengan jadwal dua kali dalam sepekan melalui bandara perintis di Desa Banjarsari.***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016