Bengkulu (Antara-IPKB) - Pada 2016, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menambah dukungan anggaran pengelolaan program KB di tingkat lini lapangan.
Hal itu upaya mendongkrak indikator keberhasilan program kependudukan dan KB di tanah air. Mengingat hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) dalam dua periode mengalami kemunduran.
"Kita tingkatkan dukungan anggaran untuk penggerakan lini lapangan sebesar 62 persen dari anggaran di BKKBN," kata Kepala Biro Perencanaan BKKBN Zainal Arifin Husni di Bengkulu baru ini.
Dengan hasil SDKI dalam dua periode yang merilis indikator keberhasilan program kependudukan mengalami kemunduran, membuat lembaga pengelola program KKBPK berpikir untuk menemukan strategi mengembalikan dan meningkatkan kinerja program KB," katanya.
SDKI beberapa periode ini menyebutkan angka droup out (DO) peserta KB mencapai 27,1 persen dari peserta aktif mencapai 29 juta akseptor.
Menurut dia tingginya angka DO disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi jangka pendek lebih dominan.
Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dari 1,49 persen menjadi 1,1 persen itu diperlukan penggerakan tenaga ini lapangan. Yakni PLKB/PKB, kader KB dengan menambah anggaran mencapai 62 persen dari sebelumnya,kata Zainal Arifin (Ipin).
Meningkatnya anggaran dukungan bagi lini lapangan diharapkan dapat menurunkan angka kelahiran total atau fertility rate (TFR) 2,6 menjadi 2,1 anak dilahirkan tiap wanita selama masa subur, katanya.
Turunnya angka kelahiran (TFR) dapat diraih jika peserta aktif, peserta baru dan penggunaan kontrasepsi jangka panjang juga meningkat.(rs)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016