Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Percepatan Pencegahan Stunting Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Weldi Suisno saat di konfirmasi di Bengkulu Kamis mengatakan, hal tersebut berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga (PPK-2023) yang tersebar di berbagai tingkat kesejahteraan dan daerah yang ada di Provinsi Bengkulu.
"Kami terus fokus pada intervensi terhadap keluarga-keluarga yang berisiko mengalami stunting, yang bisa disebabkan oleh faktor kesehatan dan lingkungan yang tidak bersih," katanya.
Dengan adanya temuan tersebut, BKKBN Bengkulu terus meningkatkan kolaborasi lintas sektor dalam program percepatan penurunan stunting, dengan menyasar keluarga berisiko stunting sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.
"Kolaborasi lintas sektor yang lebih baik diperlukan untuk mengintervensi keluarga berisiko stunting secara terkoordinasi dan terpadu," katanya.
Intervensi yang dilakukan terhadap keluarga berpotensi stunting tersebut melibatkan bapak asuh anak stunting (BAAS) guna memberikan bantuan makanan dan memastikan asupan gizi yang memadai bagi keluarga berisiko tinggi stunting.
Weldi mengatakan lebih lanjut, pencegahan stunting yang dilakukan mencakup berbagai penyebab langsung dan tidak langsung yang membutuhkan kerja sama lintas sektor dari pemerintah, swasta, dunia usaha serta masyarakat.
Kemudian, intervensi sensitif juga dilakukan melalui sosialisasi kesehatan untuk mencegah anemia pada remaja dan menyasar pada Pendidikan Usia Perkawinan (PUP) untuk remaja perempuan berusia 21 tahun ke atas.
Ia menjelaskan, penanganan stunting pada anak yang paling efektif dilakukan sebelum usia dua tahun tepatnya pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), sehingga ibu hamil perlu memperhatikan asupan gizi sejak awal kehamilan.
Jumlah keluarga berisiko stunting di Provinsi Bengkulu yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan sebanyak 8.664 keluarga, Kabupaten Rejang Lebong sebanyak 13.561 keluarga.
Kemudian di Kabupaten Bengkulu Utara 13.780 keluarga, Kabupaten Kaur 6.907 keluarga, Kabupaten Seluma 10.419 keluarga, Kabupaten Mukomuko 9.151 keluarga.
Selanjutnya, Kabupaten Lebong 7.651 keluarga, Kabupaten Kepahiang 7.021 keluarga, Kabupaten Bengkulu Tengah 5.590 keluarga, dan Kota Bengkulu sebanyak 14.583 keluarga.