Sebanyak 150 anak di RSU Kota Bengkulu terjangkit thalasemia, yaitu sebuah kelainan darah yang membutuhkan transfusi darah secara rutin. Ketua PMI Kota Bengkulu Dedy Wahyudi pada Jumat mengatakan anak-anak tersebut memerlukan 3-4 kantong darah setiap minggunya untuk menjalani perawatan.

PMI Kota Bengkulu saat ini, kata dia, menghadapi kekurangan darah yang cukup signifikan, dengan kebutuhan sekitar 1.200 kantong darah per bulan, sementara stok yang tersedia hanya berkisar antara 800 hingga 1.000 kantong. Hal ini mengakibatkan defisit sekitar 400 kantong darah setiap bulannya.

Untuk mengatasi kekurangan ini, PMI Kota Bengkulu mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di Kota Bengkulu, untuk secara sukarela menyumbangkan darahnya.

Upaya jemput bola telah dilakukan oleh PMI dengan mendatangi berbagai daerah di luar kota, dinas instansi, serta sekolah-sekolah. Namun, khusus untuk pengambilan darah di sekolah, terdapat kendala berupa izin dari Provinsi Bengkulu.

Selain itu, PMI Bengkulu juga menjalin kerja sama dengan TNI, Polri, serta beberapa perusahaan pertambangan besar di daerah tersebut untuk memenuhi kebutuhan darah.

"Kami sangat mengharapkan partisipasi masyarakat untuk menyumbangkan darahnya ke PMI Kota Bengkulu," kata Dedy.

Dengan adanya bantuan dari masyarakat, diharapkan kebutuhan darah bagi para penderita thalasemia di Bengkulu dapat terpenuhi dan mereka bisa mendapatkan perawatan yang optimal.

Pewarta: Zulkifli

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024