Sejumlah pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi unjuk rasa di sekitar Patung Kuda, Jakarta, Kamis (28/8), untuk menyampaikan berbagai tuntutan kepada perusahaan penyedia aplikasi (aplikator) dan pemerintah. Aksi yang diikuti oleh sekitar 500-1.000 pengemudi dari berbagai komunitas di Jabodetabek ini menyoroti beberapa masalah utama yang dihadapi oleh para pengemudi ojol.
1. Penghapusan Sistem Skorsing dan Suspend
Salah satu tuntutan utama yang disampaikan oleh pengemudi ojol adalah penghapusan sistem skorsing atau suspend yang diterapkan oleh aplikator.
Maria, seorang pengemudi ojol, mengungkapkan ketidakadilan dalam penerapan skorsing, terutama ketika membatalkan pesanan yang tidak sesuai dengan kapasitas fisiknya sebagai wanita. Ia menekankan perlunya pembagian order yang lebih adil berdasarkan gender dan kapasitas pengemudi.
Baca juga: Pengojek yang melintasi Patung Kuda disuruh ikut dalam aksi
Baca juga: Wanita pengemudi ojol keluhkan sistem skors di dalam aplikasi
2. Perbedaan Pembagian Order Berdasarkan Gender
Para pengemudi menuntut agar aplikator membedakan pembagian order antara pengemudi pria dan wanita. Maria mencontohkan bagaimana pengemudi wanita sering kali diberikan order yang tidak sesuai dengan kemampuan fisiknya, seperti mengangkat barang berat, yang berujung pada pembatalan pesanan dan penurunan performa.
3. Keamanan dan Kesejahteraan Pengemudi
Para pengemudi juga menyoroti pentingnya kesejahteraan dan keamanan dalam bekerja. Maria menyebutkan pengalaman pribadi ketika ia mengalami kecelakaan dan merasa tidak mendapatkan perlindungan yang memadai dari aplikator. Ia mengajak aplikator untuk menciptakan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan, di mana baik pengemudi maupun aplikator saling membutuhkan untuk sukses.
4. Aturan Jelas untuk Pengemudi Ojol
Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono, menekankan pentingnya adanya legal standing yang jelas bagi pengemudi ojol. Ia menilai bahwa tanpa regulasi yang tegas, perusahaan aplikator dapat bertindak sewenang-wenang terhadap mitra pengemudi. Igun juga mengkritik pemerintah yang dinilai belum mampu memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi para pengemudi.
Baca juga: TransJakarta antisipasi untuk masyarakat yang terdampak demo ojol-kurir hari ini
Baca juga: Aksi ojol-kurir se-Jabodetabek, 1.784 personel gabungan dikerahkan untuk pengamanan
5. Desakan untuk Mencapai Titik Temu dengan Aplikator
Para pengemudi ojol berharap agar aksi ini bisa mencapai titik temu dengan aplikator dan pemerintah, terutama terkait masalah-masalah yang mereka hadapi dalam keseharian. Jono, salah satu pengemudi yang ikut dalam aksi, menyatakan optimisme bahwa dialog dan aksi mereka akan membuahkan hasil.
Aksi ini menggambarkan keresahan para pengemudi ojol terhadap sistem yang mereka anggap tidak adil dan perlunya perhatian serius dari pihak aplikator dan pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
1. Penghapusan Sistem Skorsing dan Suspend
Salah satu tuntutan utama yang disampaikan oleh pengemudi ojol adalah penghapusan sistem skorsing atau suspend yang diterapkan oleh aplikator.
Maria, seorang pengemudi ojol, mengungkapkan ketidakadilan dalam penerapan skorsing, terutama ketika membatalkan pesanan yang tidak sesuai dengan kapasitas fisiknya sebagai wanita. Ia menekankan perlunya pembagian order yang lebih adil berdasarkan gender dan kapasitas pengemudi.
Baca juga: Pengojek yang melintasi Patung Kuda disuruh ikut dalam aksi
Baca juga: Wanita pengemudi ojol keluhkan sistem skors di dalam aplikasi
2. Perbedaan Pembagian Order Berdasarkan Gender
Para pengemudi menuntut agar aplikator membedakan pembagian order antara pengemudi pria dan wanita. Maria mencontohkan bagaimana pengemudi wanita sering kali diberikan order yang tidak sesuai dengan kemampuan fisiknya, seperti mengangkat barang berat, yang berujung pada pembatalan pesanan dan penurunan performa.
3. Keamanan dan Kesejahteraan Pengemudi
Para pengemudi juga menyoroti pentingnya kesejahteraan dan keamanan dalam bekerja. Maria menyebutkan pengalaman pribadi ketika ia mengalami kecelakaan dan merasa tidak mendapatkan perlindungan yang memadai dari aplikator. Ia mengajak aplikator untuk menciptakan simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan, di mana baik pengemudi maupun aplikator saling membutuhkan untuk sukses.
4. Aturan Jelas untuk Pengemudi Ojol
Ketua Umum Garda Indonesia, Igun Wicaksono, menekankan pentingnya adanya legal standing yang jelas bagi pengemudi ojol. Ia menilai bahwa tanpa regulasi yang tegas, perusahaan aplikator dapat bertindak sewenang-wenang terhadap mitra pengemudi. Igun juga mengkritik pemerintah yang dinilai belum mampu memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi para pengemudi.
Baca juga: TransJakarta antisipasi untuk masyarakat yang terdampak demo ojol-kurir hari ini
Baca juga: Aksi ojol-kurir se-Jabodetabek, 1.784 personel gabungan dikerahkan untuk pengamanan
5. Desakan untuk Mencapai Titik Temu dengan Aplikator
Para pengemudi ojol berharap agar aksi ini bisa mencapai titik temu dengan aplikator dan pemerintah, terutama terkait masalah-masalah yang mereka hadapi dalam keseharian. Jono, salah satu pengemudi yang ikut dalam aksi, menyatakan optimisme bahwa dialog dan aksi mereka akan membuahkan hasil.
Aksi ini menggambarkan keresahan para pengemudi ojol terhadap sistem yang mereka anggap tidak adil dan perlunya perhatian serius dari pihak aplikator dan pemerintah untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Kemenaker siapkan payung hukum pemberian THR bagi ojol
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024