Bengkulu (Antara) - Ratusan warga Kecamatan Merigi Sakti dan Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu berunjukrasa di depan kantor bupati Bengkulu Tengah menolak aktivitas tambang batu bara bawah tanah (underground) milik PT Citra Buana Seraya (CBS).

"Kami menolak kegiatan tambang bawah tanah karena khawatir dampak galiannya akan merusak lingkungan dan membuat desa kami ambles," kata Sutan Ismail, warga Desa Susup, saat dihubungi dari Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan masyarakat Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Kelindang khawatir dengan aktivitas tambang bawah tanah itu, mengingat tidak ada sosialisasi tentang cara kerja dan dampak kegiatan pertambangan kepada masyarakat.

Tambang batu bara yang dibuka sejak empat tahun lalu tersebut sudah mulai melakukan pengeboran pada lahan milik masyarakat Desa Lubuk Unen Kecamatan Kelindang.

Menurut Sutan, jarak lokasi pengeboran dengan Desa Susup hanya dua kilometer, sehingga bila pengeboran bawah tanah dilakukan akan berdampak pada struktur tanah di wilayah mereka.

"Kami minta pemerintah bertindak tegas untuk menutup kegiatan pertambangan itu, karena seluruh warga di dua kecamatan menolak keberadaan tambang tersebut," katanya lagi.

Warga Desa Susup lainnya Kasrawati menyatakan sudah berulangkali meminta pemerintah daerah menertibkan tambang bawah tanah itu, tapi belum ada tindak lanjutnya.

Unjuk rasa kali ini diikuti lebih 500 orang warga desa kembali meminta pemerintah daerah untuk menutup perusahaan itu, sebelum masyarakat bertindak sendiri menutup kegiatan perusahaan tambang tersebut.

"Hasil pertemuan tadi menyepakati beberapa hal termasuk pertemuan antara pemerintah daerah dengan pihak perusahaan dan masyarakat akan dihadirkan pekan depan," kata dia.

Kasrawati mengatakan masyarakat yang menolak tambang membentuk Forum Rejang Gunung Bungkuk dan sudah mengumpulkan 1.700 tanda tangan masyarakat yang menolak keberadaan perusahaan tambang itu.***2***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016