Ketua Perkumpulan Boen Tek Bio Ruby Santamoko mengatakan pihaknya melibatkan sebanyak 1.200 orang membawa liong atau naga dan menjaga joli-joli saat parade 12 tahunan Gotong Toapekong di Kota Tangerang, Banten, Sabtu.

Ia menuturkan keterlibatan banyak orang yang membawa liong bertujuan untuk memastikan rombongan pembawa joli tidak terganggu dan tidak berhenti.

Terdapat tiga joli yang dibawa pada parade Gotong Toapekong tahun ini yaitu YS Kwang Seng Tee Kun, YMS Kwan Im Hud Couw, dan YMS Kha Lam Ya.

Ia juga mengungkapkan 60 persen kepanitiaan pada parade Gotong Toapekong tahun ini didominasi anak muda. Tujuannya adalah agar ke depan anak muda khususnya anak muda keturunan Tionghoa di Kota Tangerang dapat terus melestarikan budaya tersebut.

"Anak-anak muda kita sangat bersemangat dalam melestarikan budaya Tionghoa khususnya Gotong Toapekong. Mudah-mudahan ke depan budaya-budaya Tionghoa di Kota Tangerang tetap lestari dan dapat berlanjut. Kami juga berterima kasih kepada Pemkot Tangerang yang telah mengupayakan Gotong Toapekong menjadi Warisan Budaya Tak Benda," kata dia di Tangerang.

Kemudian pada prosesi 12 tahunan Gotong Toapekong terdapat 37 barisan peserta yang mengikuti parade mulai dari anak-anak hingga dewasa berasal dari komunitas dan komponen masyarakat.

Sebanyak 37 barisan parade ini melibatkan seluruh komunitas dan komponen masyarakat, termasuk juga tokoh-tokoh agama hingga lintas agama sebagai wujud toleransi beragama.

Dalam rombongan tersebut terdiri atas berbagai macam komponen masyarakat. Pada barisan pertama, rombongan pembawa spanduk Boen Tek Bio, disusul anggota Paskibra yang membawa bendera Merah Putih, lalu pembawa Panji Boen Tek Bio.

Barisan empat hadir Marching Band PPI Curug, lalu parade Bhinneka Tunggal Ika dan pakaian daerah, kemudian dilanjutkan tokoh-tokoh lintas agama, Pramuka Tionghoa, marawis rebana dan hadroh, parade Hidup Panggilan Katolik, serta Marching Band Boen Tek Bio.

Ada juga rombongan gebogan, para penari tari pendet dan tari cendrawasih, tari rangda, hanoman dan pasukan kera, gamelan baleganjur, pecalang, angklung.

"Sesuai dengan tema yaitu Moderasi dan Kolaborasi sebagai Wujud Visi Kerukunan Bangsa yang Harmonis, maka tidak hanya warga Klenteng Boen Tek Bio saja yang terlibat, tetapi seluruh komunitas dan komponen masyarakat sebagai bukti bahwa masyarakat Kota Tangerang sangat toleransi satu sama lain," katanya.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024