Kota Bengkulu (ANTARA) - Di tengah gemerlap pariwisata Bengkulu, satu warisan budaya tradisional perlahan mulai dilupakan ialah Barong Landong.
Barong Landong adalah boneka raksasa yang menyerupai manusia dan merupakan warisan budaya tak benda dari Kota Bengkulu. Barong Landong biasanya ditampilkan dalam arak-arakan atau pesta rakyat.
Ternyata terdapat dua jenis Barong Landong yang ada di Kota Bengkulu yaitu Barong Landong kreasi dan Barong Landong sakral.
Barong Landong kreasi sendiri sering digunakan pada acara arak-arakan atau pesta rakyat seperti penyambutan-penyambutan tamu-tamu penting. Demikian sebagaimana penuturan Oza Tarino, selaku salah satu ketua sanggar seni yang ada di Kota Bengkulu baru-baru ini.
Namun kini, keberadaan Barong Landung semakin langka. Banyak kelompok seni yang sudah tidak lagi menampilkan pertunjukan ini karena kurangnya minat generasi muda dan sulitnya perawatan kostum serta perlengkapan ritualnya.
Barong Landong kreasi ini juga pernah tampil dalam Festival Tabut 2023, yang merupakan acara tahunan Provinsi Bengkulu. Selain itu, Barong Landong berkolaborasi dengan ondel-ondel Jakarta melalui Komunitas Ondel-Ondel Jakarta (Koja) dan Asosiasi Ondel-Ondel Indonesia (Asoy).
Ciri khas dari Barong Landong sendiri berbentuk seperti manusia raksasa, berkerangka lukah/ bubu penangkap ikan, tangan dan kepala seperti manusia berparas lelaki dan perempuan serta didandani seperti pengantin tradisional Bengkulu.
Tetapi barong kreasi ini memiliki ukuran lebih kecil di banding Barong Landong sakral.
Manfaat dari melestarikan Barong Landong sendiri bisa menjadi sebagai sarana hiburan dalam berbagai kegiatan di Pemerintah Kota Bengkulu maupun tingkat Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Upaya melestarikan permainan rakyat ini dapat dilakukan dengan pendekatan langsung ke sanggar seni yang masih mempertahankan Barong Landong. Selain itu, penting untuk mendorong generasi muda agar tertarik dan berperan aktif dalam melanjutkan kesenian budaya yang hampir punah ini.