Tanoto Foundation melalui Michael Susanto menilai kolaborasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam pemerataan pendidikan terasa mengasyikkan dan strategis. Menurutnya, Bappenas telah menjadi jembatan bagi berbagai pemangku kepentingan dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.

“Partisipasi pendidikan di Indonesia selama periode 2019-2024 mengalami peningkatan, terutama di jenjang pendidikan dasar-menengah. Namun, tantangan masih terjadi pada jenjang pendidikan menengah, di mana banyak peserta didik usia 16-18 tahun belum menamatkan pendidikan, terutama di tingkat SMA/sederajat,” ujar Head of Leadership Development and Scholarship Tanoto Foundation Michael Susanto dalam siaran persnya, Selasa.

Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan (PMMK) Bappenas, Amich Alhumami, mengungkapkan bahwa angka partisipasi kasar (APK) peserta didik usia 16-18 tahun telah mencapai 86,8 persen.

Meskipun begitu, tingkat penyelesaian pendidikan (completion rate) masih rendah, yakni sekitar 65-66 persen, karena berbagai kendala, salah satunya adalah masalah ekonomi.

Amich menyoroti bahwa beasiswa pemerintah melalui Program Indonesia Pintar (PIP) sangat membantu, tetapi tidak cukup untuk semua. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang lebih luas untuk menjangkau kelompok masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Hal ini penting agar anak-anak usia sekolah di wilayah-wilayah tersebut juga dapat menyelesaikan pendidikan mereka.

Kolaborasi Tanoto Foundation dengan Kedeputian PMMK Bappenas menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan partisipasi pendidikan menengah. Tanoto Foundation telah memberikan beasiswa kepada 260 pemuda di seluruh Indonesia dengan harapan mereka dapat menjadi generasi unggul yang siap berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Michael mengapresiasi peran Amich dalam memfasilitasi berbagai kolaborasi yang strategis. Menurutnya, Amich adalah tokoh yang asyik untuk diajak bekerja sama karena membuka ruang kolaborasi yang luas dan selalu melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Keberpihakan Bappenas terhadap kelompok rentan dan daerah 3T menjadi salah satu contoh terbaik kebijakan publik dalam sistem pendidikan nasional. Pengalamannya selama hampir 30 tahun di Bappenas menjadikannya sebagai pembuat kebijakan yang cemerlang dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Pewarta: Admin

Editor : Anom Prihantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024