Bengkulu (Antara) - Puluhan aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Bengkulu membentangkan spanduk sepanjang 50 meter di Jembatan Ampera Kota Palembang, Sumatera Selatan, sebagai aksi penolakan tambang batu bara dan perluasan perkebunan di kawasan Bukit Barisan.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu, Beni Ardiansyah saat dihubungi dari Bengkulu, Jumat mengatakan aksi yang diikuti aktivis lingkungan dari 10 lembaga anggota Walhi Bengkulu tersebut merupakan bagian dari peringatan Hari Bumi 2016.

"Sekaligus menyambut pelaksanaan Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup Walhi ke-12 di Palembang," katanya.

Menurut dia, pertambangan batu bara dan perluasan perkebunan skala besar mengancam kelestarian Bukit Barisan yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan.

Beni menilai, Bukit barisan yang membentang dari Provinsi Lampung hingga Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan kawasan genting dan strategis yang harus diselamatkan dari aktivitas destruktif atau perusakan.

Khusus di wilayah Bengkulu, berdasarkan data Dirjen Planologi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kawasan Bukit Barisan sudah dieksploitasi dengan pemberian 39 izin usaha pertambangan (IUP).

"Area izin usaha pertambangan itu terindikasi berada dalam hutan lindung dan hutan konservasi yang merusak 230 ribu hektare hutan Bengkulu," katanya.

Akibat kerusakan tersebut, wilayah Bengkulu kerap dilanda bencana ekologis berupa banjir dan longsor serta kekeringan.

Bahkan, dampak dari kerusakan hutan tersebut membuat daerah tangkapan air bagi ratusan sungai di Bengkulu menjadi terganggu.

Walhi menyebut ada 130 sungai dan anak sungai yang membentang di Bengkulu yang hulunya atau sumber airnya berada di kawasan Bukit Barisan.

Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) Walhi ke-12 yang berlangsung pada 21 April hingga 27 April 2016 di Palembang, Sumatera Selatan bertujuan merumuskan kerangka program Walhi untuk agenda advokasi dan kampanye empat tahun ke depan, sekaligus memilih Direktur dan tujuh orang Anggota Dewan Nasional. ***3***

Pewarta: Helti Marini Sipayung

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016