Bendungan Cijoro Rangkasbitung, Lebak kembali mengalami kekeringan dan kondisi tersebut diprakirakan menghambat jadwal tanam sejumlah petani yang selama ini bertumpu pada pengairan dari bendungan tersebut.
 
"Pada bulan Juli lalu kering, tapi hujan segera turun dan memenuhi bendungan. Kami bisa tanam padi dan dipanen akhir September," kata Ketua Kelompok Tani Blok Sentral Rangkasbitung, Ahmad di Rangkasbitung, Lebak, Rabu.

Dengan keringnya Bendungan Cijoro, sedikitnya 50 hektare lahan pertanian terdampak sehingga membuat musim tanam mundur. Kemungkinan musim tanam baru bisa dilakukan pada November-Desember tahun ini.

"Kami berharap curah hujan tinggi sehingga Bendungan Cijoro yang biasa untuk cadangan pengairan bisa kembali normal," katanya menambahkan.

Misbah (55), seorang petani di Blok Sentral Rangkasbitung juga mengaku jika hingga saat ini dirinya belum bisa mengolah lahan pertanian padi karena Bendungan Cijoro kering.
 
Meski dalam beberapa hari terakhir terjadi hujan, namun intensitas curah hujan cukup ringan.
 
"Kami dan petani lainnya di sini hanya mengandalkan irigasi dari Bendungan Cijoro," kata Misbah.
 
Sementara itu, Kepala Bidang Irigasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Lebak, Dade Yan Apriyandi mengatakan jika Bendungan Cijoro di bawah kendali pemerintah Provinsi Banten.

"Pemerintah daerah hanya memiliki tanggung jawab pemeliharaan jaringan irigasi karena pemakai dan pengguna air adalah petani Kabupaten Lebak," katanya.

Bendungan Cijoro sendiri dibangun sejak zaman Belanda dan berstatus cagar budaya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024