Rejanglebong (Antara) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, menyatakan 22 unit kolam pembibitan di Balai Benih Ikan (BBI) Desa Belumai, Kecamatan Padang Ulak Tanding tidak berfungsi.
Kepala Disnakan Rejanglebong Amrul Eby, Jumat, menjelaskan, tidak berfungsinya kolam pembibitan ini karena sedikitnya pasokan air menyusul ambrolnya pintu irigasi yang mengalirkan air ke kolam BBI setempat sejak awal 2015.
"Jumlah kolam air deras yang ada di BBI Belumai sebanyak 42 unit, dari jumlah itu sebanyak 22 unit tidak berfungsi karena pasokan airnya sedikt. Sedangkan 20 unit lainnya masih beroperasi walau pun pasokan airnya tidak normal lagi," katanya.
Rusaknya pintu air yang mengalirkan air ke kolam BBI maupun kolam petani ikan lainnya serta sawah petani tersebut menyusul terjadinya banjir di kawasan itu.
Pintu air yang rusak ini belum diperbaiki oleh Pemrpov Bengkulu, mengingat saluran irigasi yang mengalir di Desa Belumai dan sekitarnya itu masuk dalam kewenangan Dinas Pengairan Provinsi Bengkulu.
Adanya kerusakan pintu air irigasi Desa Belumai ini kata dia, sudah dilaporkan ke Pemprov Bengkulu dan pemerintah pusat agar segera diperbaiki sehingga pasokan air untuk kolam dan sawah petani untuk beberapa desa di wilayah itu bisa terpenuhi, namun sejauh ini belum ada tanggapan.
Di Desa Belumai selain terdapat kolam BBI milik Pemkab Rejanglebong juga ada puluhah unit kolam masyarakat. Kolam ikan air deras dari Belumai itu, selain menghasilkan ratusan ribu benih ikan berbagai jenis juga menghasilkan puluhan ton ikan segar jenis nila dan ikan mas dalam setiap tahunnya.
Untuk itu, dia berharap pihak Pemprov Bengkulu dapat segera turun ke lapangan guna meninjau kondisi irigasi yang mengalami kerusakan itu sehingga bisa memecahkan permasalahannya.
"Apalagi biaya perbaikan pintu air dan bendungan yang rusak ini diperkirakan memakan biaya yang cukup besar sehingga tidak bisa dilakukan oleh daerah," ujarnya. ***1***
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016
Kepala Disnakan Rejanglebong Amrul Eby, Jumat, menjelaskan, tidak berfungsinya kolam pembibitan ini karena sedikitnya pasokan air menyusul ambrolnya pintu irigasi yang mengalirkan air ke kolam BBI setempat sejak awal 2015.
"Jumlah kolam air deras yang ada di BBI Belumai sebanyak 42 unit, dari jumlah itu sebanyak 22 unit tidak berfungsi karena pasokan airnya sedikt. Sedangkan 20 unit lainnya masih beroperasi walau pun pasokan airnya tidak normal lagi," katanya.
Rusaknya pintu air yang mengalirkan air ke kolam BBI maupun kolam petani ikan lainnya serta sawah petani tersebut menyusul terjadinya banjir di kawasan itu.
Pintu air yang rusak ini belum diperbaiki oleh Pemrpov Bengkulu, mengingat saluran irigasi yang mengalir di Desa Belumai dan sekitarnya itu masuk dalam kewenangan Dinas Pengairan Provinsi Bengkulu.
Adanya kerusakan pintu air irigasi Desa Belumai ini kata dia, sudah dilaporkan ke Pemprov Bengkulu dan pemerintah pusat agar segera diperbaiki sehingga pasokan air untuk kolam dan sawah petani untuk beberapa desa di wilayah itu bisa terpenuhi, namun sejauh ini belum ada tanggapan.
Di Desa Belumai selain terdapat kolam BBI milik Pemkab Rejanglebong juga ada puluhah unit kolam masyarakat. Kolam ikan air deras dari Belumai itu, selain menghasilkan ratusan ribu benih ikan berbagai jenis juga menghasilkan puluhan ton ikan segar jenis nila dan ikan mas dalam setiap tahunnya.
Untuk itu, dia berharap pihak Pemprov Bengkulu dapat segera turun ke lapangan guna meninjau kondisi irigasi yang mengalami kerusakan itu sehingga bisa memecahkan permasalahannya.
"Apalagi biaya perbaikan pintu air dan bendungan yang rusak ini diperkirakan memakan biaya yang cukup besar sehingga tidak bisa dilakukan oleh daerah," ujarnya. ***1***
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016