"Untuk inflasi bulanan, semua kabupaten kota mengalami inflasi sehingga secara agregat inflasi bulanan atau (mtm) Provinsi Bengkulu sebesar 0,20 persen, atau sebesar 0,82 persen (yoy)," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal di Bengkulu, Senin.
Dia mengatakan inflasi terbesar di November 2024 ini terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yakni 0,47 persen, sehingga memberi andil besar terhadap inflasi umum.
Menurut Win Rizal, ketika dilihat lebih rinci, bawang merah, tomat dan bawang putih menjadi tiga teratas penyumbang inflasi Provinsi Bengkulu pada November 2024.
"Kita masih punya satu bulan lagi, Desember, apakah inflasi Bengkulu selama 2024 akan berada di bawah 1 persen atau lebih dari 1 persen," kata dia
BPS memberikan beberapa catatan penting terkait inflasi pada November 2024. Pertama, faktor cuaca dan berkurangnya pasokan, hal itu menyebabkan harga beberapa komoditas mengalami kenaikan, seperti bawang merah, tomat dan lain-lain.
Kemudian, naiknya harga bawang putih disebabkan oleh kenaikan harga bawang putih impor.
Pengaruh, kata dia, juga disebabkan oleh kenaikan harga minyak goreng. Kenaikan harga CPO yang merupakan bahan baku utama mempengaruhi naiknya harga minyak goreng.
"Harga kelapa sawit naik. Kenaikan dipengaruhi oleh adanya penurunan produksi kelapa sawit, meningkatnya permintaan dan kebijakan pemerintah," ucapnya.
Terakhir, cabai rawit menjadi salah satu komoditas yang menghambat angka inflasi. Harga cabai rawit panen petani lokal yang memenuhi dan pasokan dari luar daerah menyebabkan harga cabai rawit mengalami penurunan.
Sebelumnya, Provinsi Bengkulu mengalami tren deflasi selama lima bulan berturut-turut dari Juni-Oktober 2024.
Pada Mei 2024, inflasi Provinsi Bengkulu melebihi batas atas rentang target inflasi nasional, dengan nilai inflasi sebesar 3,71 persen (yoy).
Memasuki Juni 2024, Bengkulu mengalami deflasi bulanan, sebesar minus 0,04 persen. Kondisi tersebut membawa inflasi Bengkulu sedikit mengalami penurunan pada level 3,64 persen, namun masih sedikit di atas tentang target nasional.
Beralih ke Juli 2024, Bengkulu kembali mengalami deflasi bulanan, kali ini cukup dalam berada pada level minus 0,7 persen. Deflasi itu langsung menarik angka inflasi Bengkulu turun ke dalam rentang target nasional, bahkan turun 1,33 persen, dan berada pada level 2,31 persen (yoy).
Berikutnya pada Agustus, provinsi berjuluk Bumi Rafflesia itu kembali mengalami deflasi minus 0,18 persen (mtm). Angka tersebut memang sedikit mendorong inflasi daerah ke level 2,34 persen (yoy}, tetapi masih berada dalam target nasional.
Pada September 2024 Bengkulu mengalami deflasi 0,28 persen atau inflasi minus 0,28 persen (mtm) sehingga membuat inflasi Bengkulu pada September itu menjadi sebesar 1,48 persen (yoy).
Lebih lanjut, Provinsi Bengkulu pada Oktober 2024 kembali mengalami deflasi Bengkulu dicatat sebesar 0,09 persen atau secara tahunan mengalami inflasi 1,34 persen (yoy).
Dan, pada November 2024 ini Bengkulu baru mengalami Inflasi dengan angka bulanan 0,20 persen (mtm), atau sebesar 0,82 persen (yoy), angka tersebut masih berada dibawah rentang bawah target inflasi nasional yang telah ditetapkan pada 2,5 persen plus minus 1.