Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami beberapa kali erupsi dengan tinggi letusan dari 300 meter hingga 600 meter di atas puncak pada Sabtu pagi.
Sejak pukul 00:00 hingga 08:00 WIB tercatat sebanyak sembilan kali erupsi Gunung Semeru yaitu letusan pertama pada pukul 00:09 WIB dengan visual letusan tidak teramati.
"Kemudian erupsi kembali terjadi pada pukul 00:47 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu kembali erupsi pada pukul 01:22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Berikutnya erupsi pada pukul 04:47 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau 3.976 mdpl. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Beberapa menit kemudian atau pukul 05:19 WIB, erupsi lagi dengan tinggi letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
Selanjutnya letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak saat erupsi terjadi pada pukul 05:40 WIB dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
Pukul 05:51 WIB, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu kembali erupsi dengan tinggi letusan teramati 300 m di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
Erupsi terjadi kembali pukul 06:23 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 100 detik.
"Kemudian pukul 07:14 WIB tercatat mengalami erupsi kembali dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat," katanya.
Liswanto menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024
Sejak pukul 00:00 hingga 08:00 WIB tercatat sebanyak sembilan kali erupsi Gunung Semeru yaitu letusan pertama pada pukul 00:09 WIB dengan visual letusan tidak teramati.
"Kemudian erupsi kembali terjadi pada pukul 00:47 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu kembali erupsi pada pukul 01:22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara.
Berikutnya erupsi pada pukul 04:47 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau 3.976 mdpl. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Beberapa menit kemudian atau pukul 05:19 WIB, erupsi lagi dengan tinggi letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
Selanjutnya letusan teramati sekitar 300 meter di atas puncak saat erupsi terjadi pada pukul 05:40 WIB dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
Pukul 05:51 WIB, gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu kembali erupsi dengan tinggi letusan teramati 300 m di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
Erupsi terjadi kembali pukul 06:23 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 100 detik.
"Kemudian pukul 07:14 WIB tercatat mengalami erupsi kembali dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat," katanya.
Liswanto menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2024