Bengkulu (Antara) - Ekonom Faisal Basri mengatakan pembangunan sektor maritim akan menguntungkan dalam pengembangan perekonomian Bengkulu yang berada di Pantai Barat Sumatera.

"Kalau pembangunan sektor maritim benar-benar terjadi maka Bengkulu akan sangat diuntungkan," kata Faisal saat Seminar Nasional dengan topik "Kinerja 100 Hari Gubernur Bengkulu", di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan wilayah Bengkulu yang berada di pesisir Pantai Barat Sumatera selama ini cukup tertinggal, sebab "terisolasi" dari wilayah Pantai Timur.

Program pembangunan pemerintah pusat yakni "Railway Sumatera" atau jalur kereta api Sumatera dan tol trans-Sumatera secara geografis menurut Faisal sama sekali tidak menguntungkan Bengkulu.

Sebab, kedua megaproyek itu tidak melintasi wilayah Bengkulu, sehingga pemerintah daerah perlu mendorong pemerintah pusat untuk membangun jalur penghubung wilayah Pantai Barat Sumatera dengan Pantai Timur Sumatera.

"Persoalan tidak selesai dengan hanya mengandalkan jalur laut, tapi Bengkulu perlu membuka isolasi dari wilayah Pantai Timur," ucapnya.

Faisal mengatakan program pemerintah Provinsi Bengkulu untuk mengembangkan sektor maritim akan berhasil bila memberdayakan masyarakat lokal sehingga kesejahteraan terdistribusi merata.

Pembangunan dengan konsep Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menurut Faisal bukan solusi untuk mengembangkan perekonomian suatu wilayah sebab konsep pembangunan ekonomi tersebut terkesan eksklusif dan tidak dinikmati masyarakat.

"Perekonomian berbasis masyarakat akan menjamin ketahanan ekonomi, bukan sekadar mengandalkan investor," ucapnya.

Sebelumnya Ketua Program Studi ilmu Kelautan Universitas Bengkulu mengemukakan bahwa perairan Bengkulu mulai dari Kaur yang berbatasan dengan Provinsi Lampung hingga Mukomuko yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, masing-masing memiliki keunggulan lokal di bidang kelautan.

Penelitian Universitas Bengkulu belum lama ini kata dia, Kabupaten Kaur potensial mengembangkan ikan Sidat yang merupakan komoditas ekspor.

"Selama ini bibit ikan Sidat diekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan, padahal seharusnya dapat dikembangkan di Kaur," ujarnya.

Potensi lain adalah perikanan tangkap komoditas ikan pelagis antara lain ikan tuna yang dapat diekspor ke berbaga negara.

Dengan alat tangkap sederhana di Kabupaten Kaur tambah dia, nelayan setempat mampu menangkap ikan tuna sirip biru dengan bobot 100 hingga 120 kilogram, namun sayangnya dijual dengan harga murah, antara Rp25 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram.

"Apalagi kalau difasilitasi dengan alat tangkap yang modern maka perikanan di Bengkulu pasti bisa mensejahterakan nelayan dan memajukan daerah," imbuhnya.***1***

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2016