Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu menjajaki kemungkinan kerja sama peningkatan ekspor langsung hasil perikanan laut dengan Korea Selatan.
"Provinsi Bengkulu sangat terbuka terhadap kerja sama dengan pihak luar. Hari ini mereka telah melihat langsung kondisi hutan mangrove dan aktivitas di Pelindo. Fokus kami adalah meningkatkan ekspor perikanan langsung dari Bengkulu tanpa harus melalui provinsi lain," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu Syafriandi, di Bengkulu, Selasa.
Syafriandi mengatakan itu, usai Pemprov Bengkulu menerima kunjungan tim perwakilan dari Korea Selatan pada hari ini.
Tim tersebut dipimpin oleh Kim Duk Gu sebagai Project Manager dari Marine Information Technology (MIT). Mereka datang untuk melihat potensi kelautan, khususnya di kawasan Pulau Baai, Bengkulu.
Pemprov Bengkulu fokus pada potensi laut, karena tanah kelahiran ibu negara pertama Fatmawati Soekarno itu memiliki pesisir sepanjang 525 kilometer. Laut Bengkulu juga berhadapan langsung dengan Samudra Hindia yang tentunya memiliki kekayaan bawah laut yang begitu berlimpah.
"Oleh karena itu, kami berharap kunjungan tim Korea Selatan ini tidak hanya fokus pada riset, tetapi juga dapat berkontribusi pada peningkatan ekspor perikanan Bengkulu," kata dia.
Selama kunjungan, tim dari Korea Selatan itu, kata dia lagi, melakukan survei di area parkir kontainer PT Pelindo di Pelabuhan Pulau Baai serta meninjau langsung kawasan hutan mangrove.
Kim Duk Gu menyatakan bahwa mereka akan melakukan riset mendalam mengenai hutan mangrove Pulau Baai, terutama untuk mengatasi masalah pepohonan yang mati.
"Untuk hutan mangrove, kami melihat bahwa banyak pohon dalam kondisi baik, namun ada beberapa yang sudah mati. Pohon-pohon yang mati inilah yang akan menjadi fokus riset kami," kata Kim Duk Gu.